Jakarta (ANTARA) - Paus merupakan salah satu tokoh yang sangat penting dalam tradisi dan ajaran agama Khatolik. Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Khatolik, peran Paus tidak hanya terbatas pada urusan rohani, tetapi juga memiliki pengaruh yang luas dalam berbagai aspek kehidupan umat Katolik di seluruh dunia.
Keberadaannya memberikan arah dan bimbingan bagi jutaan orang yang mengikuti ajaran-ajaran Kristus. Dalam sejarahnya, Paus telah menjadi simbol kesatuan dan kekuatan moral bagi umat Khatolik, serta menjadi representasi dari Gereja yang universal. Lantas, apa itu Paus? Simak ulasannya berikut ini.
Baca juga: Rangkaian upacara pemakaman Paus Fransiskus
Apa itu Paus?
Paus adalah pemimpin tertinggi dalam Gereja Khatolik Roma dan sekaligus kepala negara Kota Vatikan. Sebagai Uskup Roma, Paus dianggap sebagai penerus langsung dari Santo Petrus, salah satu rasul Yesus Kristus yang pertama kali memimpin jemaat Kristen di Roma. Dalam ajaran Khatolik, Paus berperan sebagai Wakil Kristus di dunia, gembala Gereja Universal, dan kepala Dewan Uskup.
Istilah "Paus" berasal dari bahasa Latin "papa" dan bahasa Yunani "pappas", yang berarti "bapak" atau "ayah". Panggilan ini mencerminkan peran Paus sebagai figur otoritas dan spiritual tertinggi dalam Gereja Khatolik. Sebagai pemimpin Gereja Khatolik, Paus memiliki berbagai tugas dan tanggung jawab, antara lain:
1. Pemimpin rohani dan moral
Paus bertugas menjaga dan mengajarkan ajaran Gereja Khatolik, serta memberikan panduan spiritual kepada umat di seluruh dunia.
2. Gembala universal gereja
Paus memelihara, melindungi, dan membimbing seluruh umat Khatolik, serta memimpin upacara liturgi penting seperti Misa Kudus.
3. Kepala negara Vatikan
Sebagai kepala negara Kota Vatikan, Paus juga menjalankan peran diplomatik dalam hubungan antarnegara.
4. Pelayan para pelayan Allah
Paus melayani umat Khatolik dengan kerendahan hati dan kasih, menjadi teladan dalam pelayanan dan pengorbanan.
Baca juga: Mengenal apa itu konklaf dalam proses pemilihan Paus baru
Proses pemilihan Paus
Paus dipilih melalui proses yang sangat rahasia dan penuh tradisi yang disebut konklaf. Proses ini hanya diikuti oleh para kardinal Gereja Khatolik yang berusia di bawah 80 tahun. Mereka berkumpul di dalam Sistina untuk menentukan siapa yang akan memimpin Gereja Khatolik selanjutnya. Pemungutan suara dilakukan secara berkala dalam proses yang sangat ketat dan penuh doa.
Proses pemilihan Paus membutuhkan dukungan dua pertiga suara dari para kardinal untuk menetapkan seorang Paus baru. Jika belum ada keputusan yang dicapai, asap hitam (fumata nera) akan keluar dari cerobong kapel, menandakan bahwa pemilihan belum menghasilkan pilihan. Namun, jika seorang Paus telah terpilih, asap putih (fumata bianca) akan muncul sebagai tanda kabar gembira bagi umat Khatolik di seluruh dunia.
Sebagai pemimpin spiritual dan administratif, Paus memegang peranan sentral dalam ajaran, moral, serta kehidupan spiritual umat Khatolik. Paus juga memiliki wewenang dalam mengatur berbagai kebijakan gerejawi, baik di tingkat global maupun lokal, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari umat. Kepemimpinan Paus mencerminkan kesinambungan ajaran dan tradisi Gereja Khatolik yang telah berlangsung lebih dari dua milenium.
Paus tidak hanya menjadi simbol kesatuan umat Khatolik, tetapi juga merupakan penerus tradisi yang sangat dihormati dalam sejarah Gereja. Dengan peranannya yang luas, Paus menjadi contoh teladan dalam memperjuangkan nilai-nilai Kristiani dan menjadi pembimbing spiritual bagi umat di seluruh dunia.
Baca juga: Cek fakta, artikel Jokowi yang sebut peti Paus Fransiskus bercahaya
Baca juga: Utusan khusus sampaikan pesan Presiden saat pemakaman Paus Fransikus
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025