Bandung (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menilai peran koperasi desa sangat strategis dalam pengendalian inflasi daerah, karena akan jadi saluran distribusi baru bagi program-program strategis pemerintah yang langsung menyasar kepada masyarakat terbawah.
Pasalnya selama ini, kata Tito, ketika pemerintah melakukan intervensi harga, ada masalah yang terjadi saat ini, yaitu salurannya belum tentu sampai ke desa.
"Maka kuncinya adalah Koperasi Desa," kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah dan Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih serta Program Tiga Juta Rumah, di Kampus IPDN Jatinangor, Senin.
Tito mengungkapkan target inflasi secara nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah secara tahunan adalah sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen. Dan hingga periode September 2025, tercatat besaran inflasi sebesar 2,65 persen.
Sebagai upaya mencapai target tersebut, Tito sangat berharap peran dari Koperasi Desa dapat optimal dalam rangka menjaga stabilitas harga dan tingkat inflasi terutama di desa.
"Kalau saja Kopdes ini berjalan di semua daerah, ekonomi lokal akan bergerak, dan inflasi bisa lebih stabil karena operasi pasar dilakukan langsung melalui koperasi," ucapnya.
Senada dengan itu, Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menegaskan operasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai instrumen baru penguatan ekonomi desa, bisa membantu mengendalikan dan menopang stabilisasi inflasi daerah bahkan nasional.
Kopdes/Kel Merah Putih, lanjut Ferry, selain menjadi saluran baru bagi pemerintah termasuk untuk melakukan upaya stabilisasi harga pangan, juga jadi lembaga ekonomi terbawah yang langsung jadi kanal distribusi terhadap program-program pemerintah yang terkait dengan penyaluran bantuan sosial ataupun subsidi pada masyarakat.
"Ketika operasionalisasi koperasi ini berjalan maka proses monitoring terhadap inflasi akan lebih detail dan komplit dan intervensi pemerintah (untuk mengendalikan inflasi) bisa langsung dilakukan melalui Koperasi Desa," kata Ferry di lokasi yang sama.
Selain itu, Ferry juga menegaskan Kopdes/Kel Merah Putih juga dapat berfungsi sebagai offtaker hasil produksi masyarakat baik dari sektor perkebunan, pertanian hingga kerajinan.
Produk-produk dari masyarakat tersebut, dapat disimpan di dalam gudang yang dikelola oleh Kopdes untuk kemudian dapat didistribusikan kembali kepada masyarakat ketika terjadi gejolak harga. Di sinilah Kopdes/Kel Merah Putih dapat menjadi salah satu instrumen untuk mengendalikan dan melakukan stabilisasi harga.
Karena itu, kata Ferry, pemerintah berkomitmen dalam mempercepat operasionalisasi dan pembangunan Kopdes Merah Putih, dengan percepatan pembangunan sarana gerai dan gudang serta sarana fisik lainnya di tiap Kopdes.
Ferry menekankan bahwa tahap percepatan pembangunan fisik menjadi kunci operasional koperasi desa secara nasional sebagaimana ditetapkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 17 Tahun 2025. Ditargetkan pada Maret 2026 seluruh aset fisik berupa gudang, gerai dan sarana pendukung lainnya sudah terbangun untuk kemudian dioperasikan.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































