Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai adat dan budaya Aceh adalah modal sosial yang mempunyai potensi untuk menyejahterakan masyarakat Aceh.
Namun untuk mewujudkan hal tersebut perlu dukungan dari semua lapisan masyarakat dan instrumen yang menjadi pemimpin, yakni lembaga Wali Nanggroe Aceh guna menginisiasi dan memberikan pemahaman menjaga adat agar tidak tergerus dan hilang. Tito juga berharap lembaga Wali Nanggroe Aceh mampu menjadi motor percepatan pembangunan.
"Sekarang kita manfaatkan adat dan budaya Aceh melalui lembaga Wali Nanggroe yang memang sudah ada eksis diakui dan bisa bergerak. Tinggal diperkuat untuk kepentingan percepatan pembangunan program-program pemerintah yang ada," kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Tito juga mengungkapkan kekagumannya terhadap budaya Aceh yang mampu bertahan selama ratusan tahun.
Menurutnya, hal ini merupakan tanda budaya yang hidup di tengah masyarakat Aceh, mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, tanpa harus terbawa arus budaya atau nilai modernisasi yang masuk ke Aceh.
Lebih lanjut Mendagri juga mengingatkan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat Aceh harus terus mempertahankan adat serta budayanya agar tak tergerus pengaruh eksternal.
Baca juga: Mendagri: Adat Aceh harus dipertahankan dari pengaruh eksternal
Lembaga Wali Nanggroe Aceh sebagai instrumen budaya, menurut Tito, mesti diperkuat dari segi eksistensi dan anggaran agar mampu menjadi jembatan berbagai program kerakyatan bagi masyarakat Aceh, dengan pendekatan budaya.
Pendekatan budaya sangat efektif untuk katalis pembangunan karena secara historis, Aceh pernah berusaha ditaklukkan dengan "operasi budaya" oleh pemerintah kolonial Belanda dengan mengirim seorang orientalis Belanda Christiaan Snouck Hurgronje.
“Guna membuat lembaga Wali Nanggroe Aceh kuat, maka pemerintah atau masyarakat harus memanfaatkannya untuk menggunakan atau menjembatani program-program yang ada karena pendekatan budaya atau adat itu pendekatan efektif," ujar Tito.
Sebelumnya, Mendagri Tito Karnavian dianugerahi gelar kehormatan adat Aceh yakni Petua Panglima Hukom Nanggroe dari lembaga adat Wali Nanggroe Aceh
Penganugerahan diberikan atas dedikasi dan komitmen tinggi pengabdian Tito selama menjabat Kapolri dan Mendagri dalam menjaga stabilitas dan muruah Aceh sebagai daerah berkeistimewaan bersyariat Islam.
Tito menyampaikan terima kasihnya atas anugerah gelar yang diberikan lembaga sekaliber Wali Nanggroe. Dia merasa bangga karena Wali Nanggroe merupakan lembaga kebudayaan yang kredibel dan simpul pemersatu Aceh.
"Sekali lagi saya menyampaikan terima kasih atas nama pribadi, keluarga, kemudian Kemendagri atas penghargaan ini. Bagi kami, ini bentuk pengakuan atas yang sudah kami kerjakan dan kami juga sebaliknya, memiliki komitmen dan tekad untuk mendukung lembaga Wali Nanggroe, makin kuat," tutur Tito.
Baca juga: Majelis Tuha Peut: Mendagri dapat gelar atas jasanya terhadap Aceh
Baca juga: Dapat gelar kehormatan adat Wali Nanggroe Aceh, Mendagri: Surprise bagi saya
Baca juga: Gubernur Aceh ucapkan selamat atas gelar kehormatan Mendagri
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































