Jakarta (ANTARA) - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri berharap seluruh anak Indonesia memiliki kepedulian dengan lingkungan dan tanaman di tengah fenomena penggunaan gawai atau gadget pada anak-anak yang sulit dibendung saat ini.
Usai meninjau Kunming Botanical Garden, di Kunming, China, Sabtu, ia mengatakan bahwa keindahan flora Indonesia sangat luar biasa ditambah dengan alamnya yang sangat mendukung.
"Ini bagus, supaya anak-anak kecil sejak dini diperkenalkan dengan lingkungan dan aneka tanaman, agar mereka mengenal apa itu lumut misalnya. Supaya mereka tidak larut dengan perangkat smartphone-nya," ucap Megawati, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Megawati, yang juga merupakan Ketua Kebun Raya Indonesia, pun mendorong semua pemangku kepentingan di sektor flora dan kebun raya untuk mengembangkan tanaman hias dan flora Nusantara menjadi sebuah industri, termasuk dengan melahirkan varietas baru, dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan.
Dia pun membeberkan bahwa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI saat ini juga memiliki fokus terhadap pengembangan tanaman dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan.
"Semua harapan untuk mengembangkan flora itu pada akhirnya merupakan ikhtiar untuk menjaga dan merawat pertiwi," kata dia.
Selama berkunjung, Megawati meminta penjelasan dari Wakil Direktur Institut Botani Kunming Niu Yang serta pemandu taman, Liang Xiaoxia.
Selain mengunjungi museum, Megawati juga diajak berkeliling melihat aneka tanaman yang terawat baik di Kunming Botanical Garden. Megawati bersama rombongan menghabiskan waktu sekitar hampir 1,5 jam di lokasi.
Sebelum ke Kunming Botanical Garden, Megawati juga menyempatkan diri untuk meninjau Pasar Bunga Dounan.
Adapun Megawati berada di Kunming setelah sebelumnya hadir di Forum Dialog Peradaban Global yang dihadiri 600 orang dari sekitar 140 negara, termasuk sejumlah mantan kepala negara di Beijing, China Kamis (10/7). Dalam acara itu, Megawati menjadi pembicara pertama.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.