Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno mendorong penerapan teknologi 5G di Indonesia tidak lagi di bawah 10 persen dan meningkatkan kerja sama dengan provider teknologi.
“Jadi 5G ini mudah-mudahan, saya dengar lelang frekuensi 5G sudah dikebut. Dan itu akan menjadi suatu peluang buat kita, 5G sudah di tanah air di seluruh Indonesia dengan harga yang lebih kompetitif,” kata Sarwoto dalam acara Hackathon 2025 yang didukung Ericsson dan Qualcomm, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan 5G memiliki latensi rendah, serta memiliki kecepatan mencapai 400 megabyte per detik, dan juga penting untuk penerapan use case atau penyedia solusi dari permasalahan nyata di lapangan.
Ia mengatakan 5G sangat berguna untuk menjalankan program machine to machine berbasis Artificial intelligence (AI) dengan semua konektivitas melalui internet of things.
Baca juga: Pemerintah gandeng Mastel untuk wujudkan transformasi digital
Sarwoto mengatakan 5G juga dibutuhkan untuk mengelola data center yang sangat dibutuhkan bagi pebisnis, maka itu perlu adanya infrastruktur yang memadai agar tercipta transformasi digital yang berdampak pada ekonomi digital dan meningkatkan ekonomi nasional.
“2-3 tahun terakhir ini kita mendengarkan, mempraktikkan banyak hal tentang pemanfaatan AI, maka ke depan ini adalah musimnya atau eranya adalah all data centers. Dan kalau nanti ini semua digabung antara 5G, plus AI dan 5G infrastructure, maka lengkaplah prasarana ini untuk mendukung transformasi digital itu sendiri,” kata Sarwoto.
Ia mengatakan adanya program inisiatif Hackathon yang dilakukan perusahaan teknologi Ericsson dan Qualcomm perlu didorong untuk melahirkan generasi baru yang dapat menciptakan inovasi-inovasi dari pemanfaatan teknologi yang berdampak pada masyarakat, serta membawa local wisdom dari Indonesia sebagai pembeda dari inovasi teknologi berbasis AI dari luar negeri.
“Bonus demografi Indonesia sangat potensial. Oleh karena itu kita mengajak adik-adik semua yang kreatif tentunya untuk bersama-sama mendukung transformasi digital, yang juga harus ber-impact kepada ekonomi digital dan juga kepada ekonomi nasional. Saya rasa ini tuntutannya yang harus kita tracking bersama agar pemanfaatannya jelas,” pesan Sarwoto.
Baca juga: Mastel sebut standar khusus dibutuhkan untuk FWA 1,4 GHz efisien
Baca juga: Mastel: Infrastruktur perlu didorong untuk kembangkan talenta digital
Baca juga: Menkomdigi dorong MASTEL tingkatkan partisipasi masyarakat
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































