Jakarta (ANTARA) - Nikel merupakan salah satu komoditas tambang mineral yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi secara global, karena kegunaannya sangat luas dan telah tersebar di berbagai sektor, terutama sektor industri stainless steel dan sektor produksi baterai kendaraan listrik (EV) menjadi sektor yang sangat popular saat ini. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah, memiliki harta karun mineral yang sangat bernilai tinggi yaitu nikel, bahkan Indonesia berhasil menjadi negara penghasil nikel jenis terbaik di dunia yang saat ini sangat diperlukan untuk pengembangan bahan baku baterai mobil listrik.
Menurut International Energy Association (IEA), tren renewable energy akan meningkatkan permintaan yang tinggi nikel di pasar global. Sehingga dengan adanya tuntutan terkait permintaan kendaraan ramah lingkungan dengan menggunakan baterai listrik, diperkirakan pada tahun 2040 yang akan datang, kendaraan listrik diproyeksikan akan bisa menguasai 58 % kendaraan secara global. Berdasarkan laporan dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia berada di urutan pertama sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, dengan total produksi mencapai 1,6 juta metrik ton (MT) pada tahun 2022, dimana sebelumnya berada di angka 1,4 juta MT. Berdasarkan pencapaian ini, Indonesia telah menyumbang sebesar 48,48 % dari seluruh total produksi nikel global, atau hampir mencapai separuh 3,3 juta MT. Tidak hanya itu, cadangan nikel yang paling besar juga berada di Indonesia dibandingkan negara lainnya, yaitu sebesar 21 juta MT setara nikel murni.
Sebagai salah satu negara penghasil dan cadangan nikel terbesar di dunia, nikel di Indonesia memiliki seluas 520.877,07 hektar tambang nikel tersebar di beberapa wilayah, terutama di kawasan timur seperti provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara (Kementerian ESDM, 2020). Sehingga, nikel sebagai komponen penting dalam produksi bahan baku baterai lithium-ion yang menjadi sumber tenaga utama kendaraan listrik (EV) secara global, menempatkan Indonesia pada posisi strategis untuk menjadi pusat industri baterai yang akan mendukung mobilitas hijau di negara ini. Namun, meskipun nikel dapat membantu perekonomian nasional negara dan mendukung mobilitas hijau di Indonesia, produksi nikel telah menghasilkan limbah yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan sosial.
Melihat permasalahan tersebut, MIND ID sebagai holding industi pertambangan di Indonesia, telah berkomitmen untuk bisa mengembangkan inovasi ekosistem baterai listrik yang dapat memanfaatkan limbah slag nikel menjadi sumber daya terbarukan, yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s), terutama untuk dapat mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2030 yang akan datang.
Mengapa Ekosistem EV itu Penting?
Saat ini, perubahan iklim dan emisi karbon yang sangat tinggi menjadi tantangan yang sedang dihadapi secara global. Menurut International Energy Agency (IEA), transisi dari kendaraan bermotor ke kendaraan listrik merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk dapat membantu dalam mengurangi emisi karbon. Kendaraan listrik tersebut, diperkirakan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 230 juta ton per tahun pada tahun 2030, sehingga Indonesia memiliki peran yang sangat penting untuk dapat mendukung target ini. (IEA, 2021). Namun, penting juga untuk dapat memastikan bahwa rantai pasokan baterai EV tersebut, menggunakan konsep ramah lingkungan yang saat ini menjadi fokus inovasi MIND ID.
Transformasi Limbah Slag Nikel Menjadi Baterai EV
MIND ID melihat limbah tersebut sebagai potensi, bukan hanya sekedar sisa produksi. Sehingga, salah satu inovasi utama mereka adalah berfokus pada pengolahan limbah slag nikel menjadi bahan dasar untuk katoda baterai EV. Dalam industri baterai lithium-ion, katoda merupakan komponen utama dalam menentukan efisiensi dan daya tahan baterai. Dengan mengolah limbah slag nikel menjadi bahan baku material untuk katoda, MIND ID tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi limbah yang berdampak negatif pada lingkungan dan sosial, tetapi juga menciptakan nilai tambah yang signifikan dengan prinsip ekonomi sirkular.
“Konsep ini selaras dengan prinsip ekonomi sirkular, dimana pada setiap limbah slag nikel tersebut, dapat diubah menjadi produk baru yang bernilai tambah dan bermanfaat,” jelas Rizky Nastiti, S.Pd., M.M., dosen Manajemen di STIE Indonesia Banjarmasin.
“Mengubah limbah menjadi bahan baku baterai merupakan langkah strategis yang mampu dalam mendukung ekonomi hijau dan dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.”
Sistem Pengolahan Air Limbah yang Ramah Lingkungan
Selain limbah slag nikel, proses penambangan nikel juga menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, MIND ID juga mengembangkan sistem pengolahan air limbah yang memanfaatkan teknologi filtrasi yang canggih. Di mana, sistem ini dapat menghilangkan logam berat dan kontaminan lainnya pada air limbah tersebut, sehingga air limbah yang dihasilkan menjadi aman untuk di kembalikan ke lingkungan dan ekosistem lokal, serta aman ketika dikonsumsi oleh masyarakat lokal untuk air minum mereka sehari-hari.
“Dengan inovasi sistem pengolahan air limbah ini, MIND ID tidak hanya berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga melindungi kualitas hidup masyarakat lokal di sekitar area tambang,” lanjut Rizky.
“Langkah ini, telah memperlihatkan bagaimana inovasi teknologi dapat membantu dalam meminimalkan dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan industri pertambangan nikel.”
Dampak Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja
Pengembangan inovasi ekosistem baterai EV yang berkelanjutan tidak hanya berdampak pada kelestarian lingkungan, tetapi juga pada ekonomi lokal. MIND ID melalui pengembangan inovasi ekosistem ini, dapat berkontribusi dalam menciptakan ribuan lapangan kerja baru di sektor manufaktur baterai lithium-ion dan pengolahan air limbah slag nikel tersebut. Sehingga masyarakat lokal di sekitar area tambang mendapatkan peluang untuk dapat bekerja dan meningkatkan keterampilan di bidang teknologi hijau dan energi terbarukan.
“Ekosistem baterai EV yang telah dikembangkan oleh MIND ID telah membuka peluang yang sangat besar bagi masyarakat lokal, terutama dalam meningkatkan keterampilan mereka di sektor teknologi hijau dan energi bersih,” kata Rizky.
“Langkah ini bukan hanya tentang keberlanjutan lingkungan, tetapi juga tentang bagaimana inovasi ini turut membantu dalam membangun ekonomi lokal yang lebih mandiri.”
Kontribusi Terhadap SDG’s 2030 dan Mobilitas Hijau
Dari inovasi ekosistem baterai EV ini, MIND ID juga telah berkontribusi dalam mendukung beberapa poin SDG’s seperti SDG’s poin 6 (Akses Air Bersih dan Sanitasi), SDG’s poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), SDG’s poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG’s poin 9 (Infrastruktur Industri dan Inovasi), SDG’s poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim), SDG’s poin 14 (Ekosistem Lautan), SDG’s poin 15 (Ekosistem Darat), dan SDG’s poin 17 (Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan), di mana semua poin SDG’s ini juga bertujuan untuk bisa menciptakan dunia dengan emisi karbon yang rendah. Sehingga, MIND ID telah memastikan bahwa produk baterai EV yang dihasilkan dari limbah slag nikel ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ekonomis, serta dapat mendukung dalam perkembangan kendaraan listrik yang lebih bisa terjangkau bagi masyarakat.
“Dengan menekan biaya produksi dan membuat teknologi kendaraan listrik menjadi lebih murah, MIND ID telah berkontribusi besar dalam menciptakan mobilitas hijau yang lebih inklusif,” tambah Rizky.
“Sehingga keberlanjutan sektor ini, harus dapat terus didorong tidak hanya melalui produk ramah lingkungan, tetapi juga dengan cara menjangkau lebih luas dari seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.”
Tantangan dan Upaya Kolaborasi
Meskipun banyak manfaat dan peluang yang telah ditawarkan, pengembangan ekosistem baterai EV berbasis limbah slag nikel ini, tetap menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama dalam sektor ini adalah biaya teknologi pengolahan limbah yang tinggi dan infrastruktur yang masih terbatas. Namun, untuk mengatasi tantangan tersebut, MIND ID telah menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga riset dan universitas di Indonesia guna untuk dapat membantu dalam menemukan solusi yang lebih efisien dan terjangkau.
“Kemitraan ini merupakan kunci utama dan kesuksesan MIND ID dalam mengembangkan inovasi ini,” ungkap Rizky.
“Dengan melakukan kolaborasi lintas sektor antara perusahaan, akademisim dan pemerintah menciptakan model pentahelix yang baik, sehingga memungkinkan dalam membantu pengembangan teknologi yang inovatif sekaligus dapat memperkuat daya saing industri baterai lithium-ion Indonesia di tingkat global.”
Selain itu, MIND ID juga aktif bekerja sama dengan pemerintah dalam mendorong regulasi yang dapat mendukung perkembangan industri kendaraan listrik dan baterai ramah lingkungan. Sehingga langkah ini, diharapkan mampu untuk dapat mendorong peningkatan investasi di sektor energi terbarukan, dan dapat membantu dalam mempercepat transisi Indonesia menuju negara ekonomi rendah karbon di dunia.
Pandangan Masa Depan dan Komitmen Keberlanjutan
Melihat prospek yang menjanjikan dari inovasi ini, MIND ID telah berkomitmen untuk terus bisa mengembangkan ekosistem baterai EV ini dengan prinsip ekonomi sirkular dan ramah lingkungan. Sehingga, perusahaan tidak hanya berfokus pada profit bisnis, tetapi juga memperhatikan dampak jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat lokal. Melalui inovasi ini, MIND ID ingin menjadi contoh nyata bahwa sektor pertambangan juga dapat berkontribusi dalam membantu mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
“Inovasi ini bukan hanya sekedar solusi untuk saat ini, tetapi juga menjadi investasi bagi masa depan negara,” tutup Rizky.
“MIND ID telah menunjukkan bahwa keberlanjutan adalah tentang bagaimana mengambil langkah yang tepat dan nyata untuk bisa berdampak positif, baik secara lingkungan maupun sosial di Indonesia.”
Sehingga, dengan inovasi yang mengubah limbah slag nikel menjadi sumber energi terbarukan, MIND ID sedang merangkai masa depan mobilitas hijau berkelanjutan di Indonesia. Melalui ekosistem baterai EV yang berkelanjutan, MIND ID berperan sangat penting dalam transisi menuju energi bersih dan ekonomi rendah karbon. Dengan dukungan dari berbagai pihak, MIND ID berpotensi menjadi pemain utama dalam rantai pasokan baterai EV secara global, dengan membawa Indonesia menjadi salah satu pusat utama dalam industri kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
________________________________________
Karya tulis ini dibuat dalam rangka lomba MediaMIND 2024 dengan kategori Reportease Mahasiswa yang digagas oleh MIND ID.
Penulis : Fitri Nurhayati
Perguruan Tinggi : Manajemen - Fakultas Ekonomi dan Bisnis STIE Indonesia Banjarmasin
Narasumber : Rizky Nastiti, S.Pd., M.M. - Dosen dan Sekretaris Prodi Manajemen STIE Indonesia Banjarmasin