Legislator sebut Puskeswan Jakarta sudah berbenah lebih baik

1 month ago 13
Banyaknya tuduhan dari publik terkait dugaan penjualan anjing diserahkan ke jagal, seolah menjadi benar adanya karena tidak rapinya administrasi di lini ini

Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD Jakarta Hardiyanto Kenneth mengatakan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta yang terletak di Ragunan, sudah berbenah lebih baik dibandingkan sebelumnya.

"Saat ini saya melihat kondisi kucing dan anjing tampak sehat dan terawat. Kandang-kandang rapi, bersih. Artinya Puskeswan Jakarta telah melakukan pembenahan dengan baik," kata Kenneth dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, beberapa temuan dari kunjungan anggota DPRD Jakarta Fraksi PDI Perjuangan pada Oktober 2024 lalu menunjukkan bahwa banyak aspek yang memerlukan pembenahan, baik fasilitas maupun nutrisi hewan.

Dua bulan tepat usai sidak pertama, kata Bang Kent (sapaan Kenneth), saat ini di Puskeswan Jakarta secara fundamental sudah terdapat banyak perubahan. Seperti pemberian pakan pada hewan dalam naungan Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (Pusyankeswanak) yang pelayanannya sudah jauh lebih baik.

Baca juga: Australia umumkan hibah baru untuk penguatan biosekuriti industri RI

Selain itu, kondisi kucing dan anjing kini telah jauh berbeda, tidak seperti saat pertama disidak yang kurus kering dan malnutrisi, serta tampak sakit.

Bang Kent juga menambahkan ada beberapa area yang tadinya tidak baik, kini telah dirombak dan lebih terbuka, terang, sirkulasi udara baik, dan diisi oleh hewan-hewan yang ceria.

Pola pemeliharaan pun telah berhasil diperbaiki dan nampak bahwa apa yang dikeluhkan beberapa waktu lalu, diserap dengan baik dan paham apa yang harus dilakukan.

"Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusyankeswanak drh Hasudungan tampak serius menindaklanjuti temuan-temuan kemarin, di antara masalah-masalah yang beliau warisi saat menerima tugas sebagai Plt. Aspirasi dan temuan yang saya lakukan bersama dengan para pencinta hewan dapat diterjemahkan dengan baik oleh beliau," ujarnya.

Baca juga: KPKP DKI sasar hewan tak berpemilik untuk sterilisasi dan vaksinasi

Lalu, sambung dia, temuan lainnya yang menjadi catatan utama untuk segera dibenahi adalah tidak adanya pencatatan detail keluar masuk hewan yang konkret.

Saat sidak terbaru, kata dia, tidak ada buku administrasi pencatatan yang menunjukkan aktivitas keluar masuk hewan, dan hanya ada lembaran-lembaran kertas pernyataan penyerahan hewan tanpa cap yang proper, serta alasan penyerahan.

"Padahal tertib administrasi ini adalah kunci pengawasan. Banyaknya tuduhan dari publik terkait dugaan penjualan anjing diserahkan ke jagal, seolah menjadi benar adanya karena tidak rapinya administrasi di lini ini," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa ada puluhan anjing di fasilitas tersebut, namun pencatatan masuknya berantakan.

Untuk itu ia menekankan pentingnya pencatatan dan tertib administrasi, seraya mendorong Plt untuk bergerak cepat mendidik perangkat yang ada di Puskeswan agar mengimbangi angin perubahan yang dihadirkan.

Kemudian Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu pun memberikan catatan khusus perihal fasilitas diagnosa rabies yang ternyata harus mengirimkan sampel terlebih dahulu ke Balai Besar Veteranian Subang, Jawa Barat.

Baca juga: Dinkes: Cuci luka dengan sabun fase penting usai tergigit hewan rabies

"Jadi di sana untuk penegasan terkait diagnosa rabies, Jakarta masih harus mengirimkan sampel ke Balai Besar Veteranian. Ini bagaimana ceritanya? Jakarta sebagai kota besar dengan APBD sebesar Rp91 triliun, harus mengirimkan sampel ke daerah lain dan tidak mampu mempunyai fasilitas dan kemampuan yang mumpuni? Ini harus segera dikoreksi dan diperkuat, agar Jakarta benar-benar sempurna menjadi role model (contoh) pembenahan terkait kesejahteraan hewan," katanya.

Menurut Bang Kent, pelayanan Puskeswan di Jakarta dapat dinilai cukup baik saat ini karena sudah melakukan beberapa pembenahan, namun masih ada ruang untuk perbaikan.

Ada beberapa yang perlu ditingkatkan seperti ketersediaan tenaga dokter hewan dan staf pendukung sering kali terbatas dibandingkan dengan jumlah hewan yang membutuhkan pelayanan.

"Dari segi SDM-nya masih terbatas. Lalu pelatihan dan peningkatan kapasitas staf masih perlu ditingkatkan untuk menjaga kualitas layanan," ujarnya.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |