Komnas: Kekerasan terhadap perempuan di Jakut akibat budaya patriarki

2 months ago 15

Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyatakan kasus kekerasan terhadap perempuan di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, terjadi akibat nilai-nilai patriarki.

"Sebenarnya dua perempuan (pelaku dan korban) itu adalah korban dari laki-laki sebagai akibat dari konstruksi sosial kita yang masih menormalkan bahwa laki-laki itu superior dan memiliki pasangan lebih dari satu adalah bentuk nilai maskulinitas laki-laki," kata Anggota Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Komnas perempuan: Setiap jam ada tiga istri jadi korban kekerasan

Siti Aminah Tardi mengatakan akar masalah kasus ini ada pada laki-laki atau suami.

"Dalam kasus-kasus yang dilatarbelakangi oleh perselingkuhan, kita kerap menyoroti pada pertengkaran antara istri dan perempuan lainnya, menyalahkan salah satunya, bahkan membangun opini pro-istri sah atau pro-perempuan lainnya. Kita tidak melihat bahwa akar masalahnya ada pada laki-laki atau suami," kata dia.

Sebelumnya, seorang perempuan berinisial ER (41) mengalami luka parah di sekujur tubuhnya karena dianiaya oleh satu keluarga di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (5/1).

Baca juga: Komnas sebut pentingnya hapus kekerasan berbasis gender cegah femisida

Video rekaman peristiwa penganiayaan ini beredar di media sosial.

Polsek Penjaringan telah menetapkan lima tersangka dalam peristiwa penganiayaan ini.

Para tersangka adalah seorang ibu dan empat anaknya. Tiga tersangka adalah perempuan dengan inisial K (42), VS (22), dan CDK (16), sedangkan dua lainnya laki-laki inisial EWH (21) dan BDP (22).

Baca juga: Komnas: Kolaborasi multipihak penting tangani kekerasan gender

Kasus ini dilatarbelakangi dugaan perselingkuhan antara suami pelaku dengan korban.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |