Samarinda (ANTARA) - Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Hetifah Sjaifudian menyatakan kehadiran kecerdasan buatan (AI) bertujuan untuk memperkuat peran guru dalam ekosistem pendidikan, bukan untuk menggantikannya.
“Mau tidak mau, AI akan menjadi bagian dari pendidikan," ujarnya pada kegiatan Penguatan Kapasitas Guru di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa.
Dalam kegiatan bertajuk “Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran: Strategi dan Best Practice untuk Guru”, Hetifah, yang juga legislator RI dari daerah pemilihan Kalimantan Timur, menekankan pentingnya pemanfaatan AI secara bijak.
"AI dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan pembelajaran di kelas," ucapnya di hadapan lebih dari 100 guru.
Lanjut hetifah, manfaat AI bagi guru antara lain untuk pembuatan konten materi yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan siswa. Teknologi ini juga dapat berfungsi sebagai asisten mengajar virtual bagi para pendidik.
Selain itu, proses asesmen dan pemberian umpan balik kepada siswa dapat dilakukan secara otomatis. Hetifah menyebut pemanfaatan AI pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi waktu bagi guru.
Ketua komisi yang memiliki lingkup tugas di bidang pendidikan, olahraga, sains dan teknologi itu juga mengingatkan pentingnya penerapan etika penggunaan AI di lingkungan sekolah.
Baca juga: Perpres AI ditargetkan masuk tahap harmonisasi akhir September 2025
Guru didorong dapat membuat kesepakatan transparansi dengan siswa dalam mengerjakan tugas. Sebagai contoh, siswa wajib mencantumkan keterangan bahwa draf awal ringkasan tugas dibantu oleh paltform AI, seperti ChatGPT, Microsoft Copilot atau Gemini.
"Akan tetapi, proses analisis dan interpretasi data harus tetap dilakukan sendiri oleh siswa sebagai penulis," jelas Hetifah.
Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikdasmen Maulani Mega Hapsari menekankan bahwa kurikulum sebagai inti dari pendidikan harus terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.
“Perkembangan teknologi informasi menuntut seluruh ekosistem pendidikan untuk adaptif dan inovatif," ujarnya.
Sementara itu, Plt Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara Pujianto menyampaikan bahwa penerapan AI merupakan lompatan besar yang mengubah paradigma pembelajaran.
“AI adalah tantangan sekaligus peluang," ungkap Pujianto.
Baca juga: Akademisi: Pemanfaatan AI harus disertai regulasi dan etika
Baca juga: Wamendikdasmen: AI bukan hanya kebutuhan, tapi kewajiban di masa depan
Ia menegaskan guru harus mampu beradaptasi dan mengelola pembelajaran yang lebih interaktif dengan bantuan teknologi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pejabat dan narasumber, antara lain Noris Rahmatullah selaku Widyaprada Ahli Utama Direktorat SMP Kemendikdasmen, Wiwik Setiawati selaku Kepala BGTK Kalimantan Timur, serta narasumber Hanif Fakhrurroja selaku Profesor Riset BRIN RI dan Dedi Priansyah selaku Trainer Koding AI & Deep Learning.
Kegiatan Penguatan Kapasitas Guru di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur tersebut terselenggara atas kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah Kemendikdasmen.
Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































