Jakarta (ANTARA) - Ahli anestesi dan spesialis pengobatan nyeri intervensional dr. Kunal Sood mengatakan, pelebaran atau penonjolan pada pembuluh darah atau aneurisma bisa berbahaya bila diketahui telah pecah.
"Aneurisma terbentuk ketika titik lemah berkembang di pembuluh darah dan otak, lalu perlahan menggelembung keluar, seperti lapisan tipis pada balon yang aus. Namun, sebagian besar aneurisma tidak berbahaya dan seringkali ditemukan secara kebetulan. Bahaya sebenarnya dimulai ketika salah satunya pecah," kata dr. Sood dikutip dari Hindustan Times, Sabtu.
Ia pun memperingatkan, "Jika salah satunya pecah, dapat menyebabkan pendarahan di sekitar otak, yang disebut pendarahan subaraknoid, yang dapat mengancam jiwa."
Sood menyoroti faktor-faktor berikut yang dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya atau pecahnya aneurisma yang meliputi tekanan darah tinggi, merokok, riwayat keluarga aneurisma, kondisi genetik tertentu seperti penyakit ginjal polikistik atau sindrom Ehlers-Danlos.
Ia menambahkan bahwa aneurisma biasanya terdeteksi melalui MRI atau angiografi CT. Setelah teridentifikasi, penanganannya bergantung pada ukuran dan risikonya.
Aneurisma kecil yang belum pecah seringkali dipantau secara teliti, sementara kasus berisiko tinggi mungkin memerlukan pemotongan bedah atau pemasangan koil endovaskular untuk mencegah ruptur.
Belum lama ini, bintang realita TV Kim Kardashian mengungkapkan kondisi kesehatannya yang didiagnosis menderita aneurisma otak, yang oleh dokter dikaitkan dengan stres akibat perceraiannya yang kontroversial dengan Kanye West.
Kim membuka diri tentang kondisinya di pemutaran perdana musim ke-7 The Kardashians, yang tayang pada 22 Oktober 2025.
https://www.hindustantimes.com/lifestyle/health/doctor-explains-why-brain-aneurysms-could-be-life-threatening-shares-risk-factors-amidst-kim-kardashians-diagnosis-101761391929817.html
Baca juga: Penting deteksi dini pembengkakan pembuluh darah di otak
Baca juga: Pecah pembuluh darah bisa dicegah bahkan yang pernah mengalami stroke
Penerjemah: Sinta Ambarwati
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































