Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menargetkan sebanyak 2,1 juta usaha mikro di seluruh Indonesia naik kelas menjadi usaha kecil dan menengah pada 2029 melalui kolaborasi lintas lembaga dan pendampingan berkelanjutan.
"Sekarang ini ada 1,7 juta UKM dan diharapkan 2029 naik 3,3 persen atau 2,1 juta," ujar Sekretaris Kementerian UMKM Arif Rahman Hakim saat pembukaan Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin.
Arif menjelaskan, saat ini proporsi pelaku usaha mikro yang telah naik kelas baru mencapai 3,06 persen, dan pemerintah menargetkan peningkatan menjadi 3,3 persen pada 2029.
Selisih pertumbuhan tersebut, kata dia, setara dengan tambahan sekitar 400 ribu usaha mikro yang diharapkan naik kelas selama kurun lima tahun mendatang.
Baca juga: Kementerian UMKM siapkan percepatan hilirisasi mocaf
Jika dihitung secara merata, lanjut Arif, masing-masing kabupaten dan kota perlu mencetak sedikitnya 200 hingga 500 usaha mikro naik kelas setiap tahun agar target tersebut tercapai.
Arif menuturkan bahwa strategi pemberdayaan usaha mikro dijalankan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi serta UMKM yang menekankan pentingnya pendekatan multidimensi dan multi-stakeholder.
"Pengusaha mikro pun sama dengan pengusaha menengah atau besar, sama-sama kompleks. Mereka menghadapi masalah pembiayaan, operasional, pemasaran, sampai psikologis. Karena itu, perlu kolaborasi dari semua pihak," ujarnya.
Arif menambahkan, berdasarkan data Kementerian UMKM hingga kini tercatat 77 persen pelaku UMKM di Indonesia belum memiliki legalitas usaha secara formal.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































