Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperingatkan bahwa Pulau Jawa sudah tidak lagi mengalami kelebihan pasokan atau oversupply listrik sehingga perlu ada pembangunan sumber energi baru di Jawa, termasuk energi terbarukan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan bahkan selama dua tahun terakhir, status pasokan listrik di Jawa telah dalam status “lampu kuning”.
“Jangan menyangka kalau Jawa masih oversupply, ya. Kita sudah sangat membutuhkan energi, karena kebutuhan bangkit dari COVID-19 ini, lalu terasa sekali bahwa mulai bergerak. Nah, lampu kuning sudah menyala," katanya dalam diskusi Mengelola Transisi Energi: Mengapa Indonesia Selalu Tertinggal di Jakarta, Rabu.
Baca juga: PLN sebut baterai jadi komponen penting dalam RUPTL 2025–2034
Menurut Eniya, dalam dua tahun ke depan, pembangunan sumber energi baru di Jawa menjadi keharusan. Opsi lain yang dipertimbangkan adalah penarikan kabel transmisi dari Sumatera untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa.
Sementara itu, Eniya menyebut Sulawesi saat ini mengalami kekurangan pasokan listrik dan tengah dipertimbangkan untuk difokuskan dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
"Kalau kita melihat EBT, sebetulnya Sulawesi Utara itu penuh EBT, sedangkan industri smelter atau tambang itu di tengah-tengah, di Morowali dan lain-lain. Nah, yang atas itu Sulawesi Utara, oversupply sekarang," jelas dia.
Baca juga: Indonesia menargetkan 17--20 persen energi terbarukan pada 2025
Eniya menjelaskan meskipun Sulawesi Utara mengalami kelebihan pasokan, ketiadaan transmisi yang memadai menjadi kendala utama.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.