Kemenperin perkuat peran industri kecil pacu hilirisasi kemenyan

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkuat peran industri kecil dan menengah (IKM) dalam hilirisasi bahan baku kemenyan lewat pengembangan dan produksi minyak atsiri yang berpotensi memberikan nilai tambah lebih tinggi pada perekonomian.

"Hilirisasi kemenyan memberikan nilai tambah lebih tinggi sekaligus memperkuat daya saing IKM di daerah penghasil. Ini terus kami dorong sejalan dengan agenda hilirisasi sumber daya alam yang digagas pemerintah saat ini," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Selasa.

Dirjen IKMA menyatakan awalnya getah kemenyan dikenal sebagai bahan ritual dan wewangian tradisional.

Namun kini, pemanfaatannya semakin luas seiring dengan perkembangan teknologi dan pasar global.

Resin dan minyak atsiri berbasis kemenyan telah populer digunakan sebagai bahan produk wewangian seperti parfum, aromaterapi, pengharum ruangan, hingga kosmetik dan insektisida alami.

"Selain aromanya yang khas, kemenyan juga dikenal di industri parfum sebagai fixative alami yang efektif. Fungsinya membuat aroma parfum lebih tahan lama sekaligus memperhalus transisi lapisan aroma," ucap dia.

Menurut Reni, hilirisasi kemenyan perlu melibatkan pelaku IKM karena akses mereka terhadap bahan baku lebih dekat, sekaligus menjaga kualitas resin yang disadap dengan teknik tradisional.

"Kemenyan Indonesia dikenal berkualitas tinggi dan diminati pasar global, khususnya di India, Vietnam, China, Amerika Serikat, dan Prancis," katanya.

Data Trademap.org mencatat, pada 2024 ekspor produk getah alam, resin, dan oleoresin Indonesia, termasuk kemenyan, mencapai 55,5 juta dolar AS dengan volume 43.685 ton.

Sementara, ekspor produk hilirisasi berupa minyak atsiri dan turunannya tercatat 42,3 juta dolar AS dengan volume sekitar 1.776 ton.

"Angka ini menunjukkan bahwa nilai per ton produk hilirisasi jauh lebih tinggi dibandingkan bahan mentah. Artinya, hilirisasi kemenyan mampu memberikan nilai tambah signifikan dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global," kata Reni.

Sebagai langkah awal penguatan peran IKM dalam hilirisasi kemenyan, Ditjen IKMA melalui Direktorat Industri Kimia, Sandang, dan Kerajinan (IKM KSK) berkoordinasi dengan Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (IHHP) serta dinas terkait di Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.

Dua wilayah ini merupakan penghasil utama yang menyumbang sekitar 80 persen produksi kemenyan dunia.

Direktur IKM KSK Budi Setiawan menyampaikan koordinasi tersebut bertujuan untuk memetakan kondisi lapangan, mulai dari jenis tanaman, proses penyulingan, rantai pasok, hingga pembinaan yang telah berjalan.

"Dengan begitu, kami dapat mengidentifikasi aspek yang perlu diperkuat melalui program pembinaan Kemenperin," jelasnya.

Ke depan, Ditjen IKMA akan melibatkan lebih banyak pihak dalam penguatan ekosistem hilirisasi kemenyan, termasuk satuan kerja Kemenperin, kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, hingga asosiasi.

"Dengan dukungan kebijakan yang tepat, kolaborasi lintas sektor, dan inovasi IKM, pengolahan minyak atsiri dari kemenyan akan menjadi penggerak baru hilirisasi berbasis nilai tambah lokal yang siap menembus pasar global," ujar Budi.

Kemenyan dari Tapanuli Utara pada 2025 telah memperoleh sertifikat Indikasi Geografis dari Kementerian Hukum.

Hal ini membuktikan karakteristik, kualitas, dan reputasi kemenyan asal daerah tersebut, sekaligus memberikan perlindungan hukum dan nilai ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat setempat.

Baca juga: DEN dorong hilirisasi kemenyan guna tingkatkan kesejahteraan petani

Baca juga: Wapres Gibran heran banyak yang ribut saat bahas hilirisasi kemenyan

Baca juga: Minyak kemenyan tarik perhatian investor saat IID 2019 di Jerman

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |