Kemenperin: Indonesia terbuka dengan potensi kerja sama & pasar Rusia

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan Indonesia sangat terbuka dengan potensi kerja sama, investasi, hingga dan peluang pasar baru di negara Rusia.

“Karena (Rusia) ini adalah pasar nontradisional, saya kira sangat terbuka luas (potensi kerja sama dan investasi). Nilainya mungkin akan terus kita kembangkan (dengan detil lebih lanjut),” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Tri Supondy dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Salah satu upaya untuk mendorong Rusia sebagai negara mitra dan pasar bagi perindustrian Indonesia, adalah dengan terpilihnya Indonesia sebagai negara mitra (partner country) INNOPROM, pameran industri kelas dunia yang telah menjadi platform penting bagi inovasi, kerja sama, dan investasi industri di Rusia pada tahun 2026.

Adapun INNOPROM 2026 yang bakal diselenggarakan di Ekaterinburg, Rusia, pada 6-9 Juli 2026, menjadi wadah bagi negara-negara partisipan untuk membahas perindustrian dengan berbagai bidang kerja sama.

“Tentu kita hadir di sana tidak hanya untuk kemudian hadir di pameran, tetapi juga punya target-target ekonomi yang luas, perdagangan, industri dan tentu investasi,” ujar Tri.

“Ada waktu persiapan yang cukup untuk kita membangun networking atau jejaring kerja antara para pebisnis dan juga pemerintah, sehingga nanti timbul kerja sama-kerja sama,” imbuhnya.

Berdasarkan data yang dibagikan Kemenperin, perdagangan bilateral antara Indonesia dan Rusia pada tahun 2024 mencapai sekitar 3,98 miliar dolar AS.

Sementara, total investasi Rusia di Indonesia mencapai sekitar 262,8 juta dolar AS, dengan potensi yang kuat untuk ekspansi lebih lanjut terutama di bidang pangan dan pertanian, farmasi dan peralatan medis, galangan kapal, krisotil, pupuk, dan industri metalurgi.

Untuk meningkatkan akses pasar, Indonesia telah menetapkan atau sedang merundingkan sejumlah Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan mitra-mitra utama, termasuk ASEAN, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, Uni Eropa, dan negara-negara Teluk.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga mendukung komitmen untuk menyelesaikan negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (IEAEU-FTA) sebagai sarana untuk memperkuat perekonomian kedua belah pihak negara.

Tonggak penting lain dalam diplomasi ekonomi Indonesia adalah keanggotaan di BRICS, yang dinilai memberikan peluang baru untuk memperkuat kerja sama industri dan teknologi, mendiversifikasi perdagangan, dan memperluas hubungan investasi dengan negara-negara anggota lainnya.

Baca juga: Kemenperin: Keikutsertaan di INNOPROM perkuat kemitraan RI-Rusia

Baca juga: Indonesia resmi ditunjuk sebagai Negara Mitra INNOPROM 2026 Rusia

Baca juga: Rosatom: RI negara kepulauan, potensial bangun pembangkit nuklir apung

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |