Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mengatakan, impor CT scanner pada 2024 mencapai 48,9 juta USD, dan nilai impor tertinggi tercatat pada 2022 dengan nilai 64,8 juta USD, sehingga diharapkan fasilitas produksi CT scanner Indonesia mampu mengurangi impor itu.
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Solehan mengatakan, diluncurkannya fasilitas produksi CT scanner pertama di Indonesia patut diapresiasi, karena CT scanner merupakan teknologi tingkat lanjut, di kala industri alat kesehatan Indonesia masih memproduksi alkes teknologi rendah hingga menengah.
"ini yang perlu kita sosialisasikan kepada RS-RS. Kalau bisa rumah sakit menggunakan produk dalam negeri termasuk sosialisasi kepada RS-RS pendidikan, agar para dokter-dokter bisa familiar dengan industri dalam negeri, terutama yang advanced," kata Solehan di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Ia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberi arahan untuk memperkuat industri nasional sehingga memiliki daya saing, dan hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 46 tahun 2025 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
Baca juga: RI targetkan suplai 306 CT scanner hingga 2027 perluas akses skrining
Selain itu, pihaknya juga sedang menyusun reformasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebagai bagian upaya jangka panjang untuk memperkuat industri nasional melalui peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
Sejalan dengan itu, ia berharap agar ekosistem alat kesehatan nasional dapat tumbuh guna mendukung ketahanan dan kemandirian alat kesehatan nasional.
Selain apresiasi untuk GE Healthcare, Kalbe Farma, dan Forsta, Solehan juga berharap ketiganya dapat memproduksi alat kesehatan canggih secara domestik hingga diakui di kancah global, serta membimbing pemasok komponen lokal agar mampu memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Kalbe Farma Irawati Setiady menyebutkan bahwa peluncuran fasilitas ini adalah salah satu upaya pihaknya dan GE Healthcare membantu pemerintah meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan. Pihaknya pun mengapresiasi dukungan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) yang membantu mewujudkan hal ini.
Baca juga: Kemenkes: Fasilitas produksi CT scanner RI kuatkan ketahanan kesehatan
Irawati menilai, inisiatif ini sesuai dengan agenda transformasi kesehatan. CT scanner, katanya, adalah alat yang sering digunakan di rumah sakit untuk mendeteksi berbagai penyakit, bahkan yang bersifat katastropik seperti kanker dan sakit jantung. Mengingat manfaat alat itu, katanya, sudah saatnya Indonesia memproduksi alat itu secara mandiri.
"Semoga apa yang kita lakukan di sini bisa merupakan awal untuk Indonesia naik kelas. Bukan hanya sebagai market saja, pasar saja, tetapi juga kita belajar teknologi yang lebih canggih," katanya.
Ke depannya, pihaknya akan bekerja sama dengan GE Healthcare untuk membuat sentra pelatihan, agar CT scanner tersebut dapat dipakai secara optimal oleh para profesional.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025
















































