Kemenko Perekonomian memastikan negosiasi tarif AS masih berlanjut

1 hour ago 1
Kami harapkan bahwa biar Amerika Serikat juga memahami bahwa kedaulatan untuk mengatur peraturan dan lain-lain ada di tangan Indonesia, itu yang kami mau.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian memastikan perundingan tarif perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) terus berjalan intensif, dan menargetkan negosiasi tersebut selesai secepatnya.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Pambudi menyatakan bahwa komunikasi terus berlangsung, baik di level working group maupun di tingkat menteri.

"Kami dorong (negosiasi) selesai bulan ini, semua tergantung pada fleksibilitas dari Amerika Serikat untuk bisa memahami (kepentingan Indonesia dalam perundingan) ini,” kata Edi Pambudi, di Jakarta, Jumat.

Ia menuturkan, Pemerintah Indonesia menginginkan kesepakatan yang lebih baik dan sesuai dengan kepentingan nasional, terutama dalam penggunaan berbagai istilah yang berpotensi mengikat dan memberatkan bagi Indonesia dalam perjanjian tersebut.

Edi menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia mendorong agar perundingan dibangun atas dasar kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual benefit).

Ia pun menegaskan bahwa perdagangan antara Indonesia dan AS senantiasa berjalan dengan adil, sehingga Indonesia bukanlah penyebab defisit neraca dagang AS.

Dalam perundingan ini, Indonesia secara spesifik membidik tarif yang lebih rendah untuk produk-produk ekspor andalan yang tidak lagi diproduksi secara masif di AS, contohnya pakaian jadi dan sepatu.

Edi mengatakan Pemerintah Indonesia mengusahakan agar berbagai produk unggulan tersebut mendapatkan tarif di bawah 19 persen.

"Beberapa produk kita yang memang dibutuhkan mereka dan tidak mungkin disediakan mereka dalam waktu dekat, kita tetap akan upayakan untuk bisa dikerjasamakan dengan tarif yang lebih rendah," ujarnya pula.

Selain fokus untuk menurunkan besaran tarif, ia mengatakan Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk membenahi berbagai aspek regulasi yang selama ini dikeluhkan AS, salah satunya terkait banyaknya perizinan yang dianggap menimbulkan ketidakpastian dan menambah ongkos perdagangan antara kedua negara.

Meski berkomitmen penuh untuk melakukan pembenahan, Edi Pambudi menegaskan bahwa kewenangan untuk mengatur regulasi tersebut tetap berada di tangan Indonesia.

"Kami harapkan bahwa biar Amerika Serikat juga memahami bahwa kedaulatan untuk mengatur peraturan dan lain-lain ada di tangan Indonesia, itu yang kami mau," ujarnya lagi.

Baca juga: Rupiah melemah dipicu keraguan The Fed pangkas suku bunga

Baca juga: AS berencana bebaskan tarif sejumlah komoditas, turunkan harga pangan

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |