Kemenkes beri hadiah Rp50 juta bagi puskesmas penemu kusta terbanyak

2 months ago 13
Hadiah insentif ini diberikan untuk memotivasi para petugas di unit satuan puskesmas agar bisa melakukan eliminasi dan deteksi dini terhadap penanganan kasus kusta

Kabupaten Tangerang (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia akan memberikan hadiah insentif sebesar Rp50 juta bagi satuan unit puskesmas di Kabupaten Tangerang, Banten, yang berhasil mengeliminasi dan menemukan kasus kusta terbanyak.

"Puskesmas yang bisa menemukan kasus kusta tertinggi, akan kita berikan hadiah insentif sebesar Rp50 juta. Ini khusus di Kabupaten Tangerang," kata Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono di Tangerang, Kamis.

Ia mengatakan hadiah insentif ini diberikan untuk memotivasi para petugas di unit satuan puskesmas agar bisa melakukan eliminasi dan deteksi dini terhadap penanganan kasus kusta di wilayahnya tersebut.

"Jadi saya minta pada akhir tahun untuk dihitung dan dilaporkan, khusus di Kabupaten Tangerang ada pemberian hadiah," ucapnya.

Baca juga: Wamenkes: Indonesia menduduki peringkat tiga kasus kusta di dunia

Dante mengatakan selain memberi insentif Rp50 juta bagi penemu kasus kusta terbanyak. Pihaknya juga akan memberikan bonus insentif kepada puskesmas penemu terbanyak kedua dan ketiga sebesar Rp15 sampai Rp25 juta.

"Untuk puskesmas kedua terbanyak menemukan kusta diberi Rp25 juta dan ketiga sebesar Rp15 juta," ujarnya.

Menurutnya, pemberian apresiasi ini perlu dilakukan kepada jajaran tingkat daerah agar bisa membantu mempercepat capaian target pembebasan penyakit kusta di 111 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2030.

Dia mengungkapkan, upaya percepatan proses eliminasi terhadap kasus kusta tersebut diperlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah dan pusat, baik dalam bidang kesehatan maupun sosial.

Baca juga: Kemenkes gencarkan eliminasi kusta 111 kabupaten/kota di Indonesia

"Maka target kita dalam pembebasan penyakit kusta dinaikkan saat ini menjadi 111 kabupaten/kota di 2030," tuturnya.

Sebagai tahapan pertama dalam mengeliminasi pada kasus kesehatan ini, harus melakukan pengenalan pada gejala-gejala penyakit kusta. Sehingga, bila masyarakat sudah mengenal dari gejala tersebut maka pihaknya bisa mengidentifikasi hingga pengobatan.

"Kemudian kita berikan kemoprofilaksis kusta, ini diberikan sebagai upaya pencegahan terhadap timbulnya penyakit kepada mereka kontak erat dengan penderita kusta," ungkapnya.

Hingga saat ini, kata Dante, Indonesia masih menduduki peringkat ke tiga kasus terbesar penderita kusta di dunia setelah India dan Brazil.

"Oleh karena itu kita memberikan target. Sesuai target WHO yang cukup ketat, maka kita upayakan agar ini bisa ditangani secara maksimal," kata Dante.

Baca juga: 22 warga Lampung Selatan terserang penyakit kusta

Dia menambahkan, untuk penyakit kusta sendiri merupakan salah satu dari 21 penyakit tropis terabaikan di dunia yang perlu dieliminasi.

Salah satu upayanya adalah dengan menjaga lingkungan yang sehat bagi masyarakat.

Berbagai penyakit tropis terabaikan dapat dieliminasi jika masyarakat dapat menjaga lingkungan sehingga berbagai hewan dan binatang yang ada di lingkungan tidak membawa virus, bakteri, atau patogen penyakit.

"Sebetulnya untuk pengobatan saat ini sudah tersedia di puskesmas, jadi sudah tidak perlu ke rumah sakit. Kalau ke rumah sakit itu jika ada gejala yang berat misal ada kecacatan yang berat, kalau hanya gejala ringan kita upayakan ditangani di puskesmas," kata dia.

Baca juga: Menkes intervensi pasien kusta di Kabupaten Bekasi

Baca juga: WHO apresiasi penanganan kusta di Kabupaten Probolinggo

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |