Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan menurunkan 600 ribu personel tim pendamping keluarga (TPK) untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
"Tim Pendamping Keluarga (TPK) mencapai lebih dari 600 ribu personel tersebar seluruh Indonesia. Mereka adalah kekuatan besar untuk mendukung program Gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting), itulah pasukan yang saya maksud," kata Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Selain itu, Wihaji juga menegaskan agar para kepala perwakilan BKKBN provinsi fokus menyelamatkan keluarga berisiko stunting karena hal tersebut lebih penting daripada berusaha menyelesaikan banyak persoalan tetapi tidak berkelanjutan.
"Kita harus bergerak secara strategis dengan memperkuat data, memastikan kecukupan asupan gizi, dan menciptakan jembatan antara penyuluh dengan penerima manfaat," ujar dia.
Program Genting juga dilakukan dengan kolaborasi yang melibatkan seluruh pihak atau pentahelix.
"Dilakukan secara kolaboratif, melibatkan semua unsur baik dari masyarakat, perusahaan, maupun akademisi," tuturnya.
Baca juga: Wapres Gibran: Generasi muda kunci wujudkan Indonesia Emas 2045
Selain itu, Wihaji juga menuturkan bahwa pihak Kemendukbangga juga telah menjalin komunikasi intensif dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memperkuat sinergi program Makan Bergizi Gratis yang juga termasuk salah satu upaya menurunkan stunting.
Program Genting diharapkan menjadi tonggak baru dalam upaya percepatan penurunan stunting dengan strategi berbasis Keluarga Risiko Stunting (KRS) untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki akses pada asupan gizi yang cukup dan pengasuhan yang berkualitas.
"Saya sudah bertemu dengan BGN. Kita bisa berkolaborasi, karena kita punya pasukan di lapangan, melalui kolaborasi lintas lembaga dan kekuatan 600 ribu TPK, kita optimis Genting dapat membawa perubahan signifikan," kata Wihaji.
Sementara itu, Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN Sukaryo Teguh Santoso menyampaikan pentingnya meningkatkan koordinasi dan mengoptimalkan tata kelola sehingga penyelenggaraan program Genting bisa efisien, efektif, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah.
"Total agregat proyeksi target yang disepakati bersama sebanyak 1 juta anak asuh. Sampai dengan hari ini, menurut dashboard Genting, ada 34.681 anak asuh dari target 1 juta. Harapannya, target 1 juta ini selesai dalam jangka pendek dan akan kita selesaikan target-target berikutnya," ujar Sukaryo.
Baca juga: PHE OSES sosialisasikan pencegahan stunting di Kepulauan Seribu
Baca juga: Intervensi Pegadaian cegah stunting dan kembangkan desa kreatif
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024