Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memperkuat kompetensi dan kapasitas guru dengan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi Pembelajaran SMA sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan dalam penerapan teknologi pendidikan di sekolah.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq di Jakarta, Rabu, mengatakan pemanfaatan teknologi, khususnya Interactive Flat Panel (IFP), harus memberikan dampak nyata terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
“Melalui bimtek ini, kami ingin memastikan para guru memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk memanfaatkan Interactive Flat Panel secara maksimal. Jika dikelola dengan baik, teknologi ini akan mendatangkan banyak kemudahan dalam proses pembelajaran,” ujarnya.
Ia menjelaskan teknologi merupakan sarana pendukung dalam proses belajar mengajar, sedangkan guru tetap berperan sebagai penggerak utama.
“Fungsi bapak dan ibu guru dalam pembelajaran digital adalah membangun sisi kemanusiaan, empati, dan kesadaran anak-anak kita. Itulah peran kunci kita semua di lembaga pendidikan,” katanya.
Baca juga: KSP: Penyediaan layar pintar untuk atasi kesenjangan pembelajaran
Dia menjelaskan pemanfaatan IFP dapat membantu siswa memahami konsep secara lebih mendalam,
“IFP adalah alat yang bisa menjembatani anak-anak kita menghubungkan antara konsep dengan realitas, karena sifatnya interaktif,” katanya
Selain itu, dia mengharapkan, digitalisasi pembelajaran mampu memperkecil kesenjangan mutu pendidikan antarwilayah di Indonesia.
“Pemerintah sangat ingin sekali mengurangi kesenjangan mutu antarwilayah, antarprofesi, antarkota dan salah satu caranya dengan digitalisasi pembelajaran,” katanya.
Direktur SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Winner Jihad Akbar menjelaskan kegiatan itu implementasi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang Percepatan Digitalisasi Pembelajaran.
“Digitalisasi bukan hanya sekadar penyediaan perangkat keras, tetapi juga perubahan cara berpikir dan cara mengajar agar sesuai dengan kebutuhan generasi masa kini,” ujarnya.
Bimtek Digitalisasi Pembelajaran SMA Tahun 2025 gelombang keempat ini diikuti 248 peserta terdiri atas guru, perwakilan Dinas Pendidikan provinsi, serta perwakilan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP).
Peserta berasal dari enam provinsi, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Nusa Tenggara Barat.
Selama kegiatan yang berlangsung pada 9-22 Oktober 2025, peserta menerima berbagai materi, seperti kebijakan digitalisasi pembelajaran, pengenalan kecerdasan artifisial, tata cara pelaporan bantuan perangkat, serta eksplorasi penggunaan IFP dalam kegiatan belajar mengajar.
“Kami berharap guru peserta bimtek menjadi agen perubahan digitalisasi pembelajaran, bukan hanya terampil menggunakan IFP, tetapi juga kreatif mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran yang interaktif, inovatif, dan menyenangkan,” kata Winner.
Baca juga: Kemendikdasmen: Konten digital belajar perlu perkuat karakter siswa
Baca juga: Menteri: Digitalisasi pendidikan bangun ekosistem pembelajaran
Baca juga: Wamendikdasmen paparkan progres pengiriman layar pintar ke sekolah
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































