Batam (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menghadiri upacara pengiriman (delivery ceremony) Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Korvet yang diberi nama KRI Bung Hatta -370 di Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Kasal menyebut, TNI AL terus berkomitmen dalam melaksanakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).
“Kehadiran KRI Bung Hatta-370 merupakan bukti kemajuan yang dicapai oleh galangan swasta nasional,” kata Ali dalam keterangannya.
Dia mengatakan pembangunan KRI merupakan bagian dari modernisasi kekuatan dalam rangka mendukung pencapaian tugas-tugas TNI AL.
Dijelaskannya, KRI Bung Hatta-370 merupakan kapal korvet produksi industri pertahanan dalam negeri batch ke-2, yang merupakan kelanjutan dari kapal korvet pertama KRI Bung Hatta-369 yang telah lebih dulu memperkuat jajaran Setkor Koarmada I.
Kapal korvet KRI Bung Hatta-370 dibangun selama 20 bulan oleh PT Karimun Anugrah Sejat, memiliki sejumlah keunggulan, yaitu dilengkapi satu unit meriam 57 mm yang dapat di-upgrade hingga 76 mm, serta dua unit meriam 20 mm.
Selain itu, kapal tersebut kedepannya akan dipersenjatai dengan surface to air missile (SAM), surface to surface missile (SSM). Torpode sistem untuk peperangan anti permukaan, udara dan bawah air yang akan dipasangkan oleh TNI AL melalui skema fitted for but not with (FFBNW).
KRI Bung Hatta-370 juga mengemban misi peperangan elektronika karena dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronika seperti R-ECM, R-ESM, dan lain-lain, serta mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca.
Dengan kecepatan maksimal 25 knots dan kelincahan yang dimiliki KRI Bung Hatta-370 diharapkan mampu memenuhi berbagai misi operasi dan SAR dengan baik.
“Saya berharap, galangan kapal nasional terus berinovasi, meningkatkan kapasitas, dan kapabilitas sehingga mampu mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri, sekaligus memperkokoh kemandirian bangsa dalam sektor pertahanan,” ujarnya.
Prof Meutia Hatta, yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan KRI Bung Hatta-370 merupakan produksi dalam negeri yang memiliki teknologi canggih, dan modern, dan juga mempunyai fungsi yang jauh lebih maju dari sebelumnya.
“Bung Hatta sejak awal menjadi Wakil Presiden selalu menekankan pentingnya bangsa Indonesia menggunakan sumber daya alam dan sumber daya manusia, jadi kualitas SDM-nya yang maju untuk membangun negeri,” kata Meutia.
Putri Bung Hatta itu menyebut TNI AL mempunyai peranan sangat besar untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga anak Indonesia untuk mengisi pembangunan di Tanah Air.
Selain delivery ceremony KRI Bung Hatta-370, Kasal juga memimpin upacara pengukuhan Komandan KRI Bung Hatta-370, yakni Letkol Laut (P) Ramli Arif, merupakan perwira lulusan Akademi TNI AL (AAL) Angkatan 50/2004.
Sebagai informasi, penyematan nama Bung Hatta, Bapak Proklamator ini dilatarbelakangi bahwa Mohammad Hatta adalah tokoh kunci dalam sejarah Indonesia, lahir di Bukittinggi 12 Agustus 1902 dan wafat di Jakarta 14 Maret 1980.
TNI AL memberikan nama kapal perang tersebut untuk menghargai jasa-jasa pejuangan Bung Hatta. KRI Bung Hatta-370 bertugas di bawah jajaran Koarmada II TNI AL Satkor Koarmada II, di mana kapal jenis korvet ini dibutuhkan untuk memperkuat jajaran unsur kombatan yang siap beroperasi dalam rangka menjaga kedaulatan di wilayah kerja Koarmada II khususnya dalam mengatasi eskalasi mendesak dari kejahatan di laut.
Baca juga: Kapal korvet buatan dalam negeri KRI Bung Hatta-370 perkuat armada TNI AL
Baca juga: KRI Semarang angkut 500 anak muda ikut sailing camp ke Pulau Payung
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025