Batam (ANTARA) - Kepala Regional Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG) Kepulauan Riau (Kepri) Anindita Ayu menyampaikan bahwa dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) akan melayani maksimal 1.000 penerima manfaat di tiap titik.
“Perbedaan utama dapur MBG 3T dibandingkan SPPG reguler terletak pada kapasitas dan lokasi. Dapur di wilayah 3T akan memiliki skala lebih kecil, rata-rata melayani di bawah 1.000 penerima manfaat, serta dibangun di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau,” katanya saat dihubungi di Batam, Rabu.
Kapasitas dapur 3T ini akan berbeda dengan SPPG pada umumnya yang memiliki kapasitas maksimal mencapai 4.000 penerima manfaat.
Ia menambahkan bahwa pendaftaran untuk mitra dan investor sudah dibuka, dan prosesnya dilakukan melalui satuan tugas (satgas) di setiap kabupaten/kota maupun provinsi.
Baca juga: Dinkes Serang latih seribu relawan SPPG guna jamin keamanan pangan MBG
“Pendaftaran sudah kami buka, dan sejauh ini sudah ada sejumlah investor lokal yang menunjukkan minat untuk berpartisipasi,” ujarnya.
Menurut dia, sebanyak 141 lokasi telah diajukan sebagai calon titik pembangunan dapur MBG 3T, tersebar di seluruh tujuh kabupaten dan kota di Kepri.
Terkait mekanisme pembiayaan, Anindita menjelaskan bahwa seluruh skema pendanaan berasal langsung dari pemerintah pusat, termasuk pembayaran sewa bangunan dan peralatan dapur.
“Sewa akan dibayarkan di muka untuk jangka waktu empat tahun, dan nilai sewanya akan ditentukan oleh tim appraisal dari BGN (Badan Gizi Nasional) setelah pembangunan SPPG selesai,” kata dia.
Dengan mekanisme tersebut, lanjutnya, program MBG diharapkan dapat beroperasi lebih efisien dan menyeluruh untuk menjangkau masyarakat yang hingga kini belum terlayani.
Baca juga: Wamendukbangga bagikan MBG untuk balita dan ibu hamil di Tanjungpinang
Baca juga: BGN: 10 bulan berjalan, MBG telah serap ratusan ribu tenaga kerja
Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































