Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggono mengemukakan bahwa Jembatan Kabanaran, Yogyakarta, sepanjang 2,3 kilometer yang menjadi bagian jalur Pantai Selatan Jawa tersebut, mampu memangkas waktu tempuh Kulonprogo-Bantul hingga 20 menit dibandingkan rute lama yang harus memutar jauh via Cilacap.
Dody, di lokasi peresmian jembatan, Rabu, mengatakan efisiensi waktu ini dinilai menjadi faktor penting dalam memperlancar distribusi barang dan pergerakan masyarakat, terutama bagi pengguna jalur selatan yang menghubungkan Yogyakarta hingga Jawa Barat.
"Infrastruktur ini bisa memangkas waktu tempuh sekitar 20 menitan lah dari (jalur, red) existingnya," katanya.
Dengan akses yang kini semakin ringkas, kata Dody, beban lalu lintas di sejumlah titik rawan kemacetan juga dapat berkurang.
Selain manfaat infrastruktur transportasi, kata Dody, Jembatan Kabanaran terbukti menjadi "angin segar" bagi perekonomian lokal.
Menurut Menteri Dody, sedikitnya 4.500 warga merasakan perubahan langsung dari beroperasinya jembatan tersebut.
Kawasan di sekitar jembatan mulai berkembang menjadi titik keramaian baru, ditandai dengan bermunculannya warung dan aktivitas usaha kecil di sepanjang jalur yang kini ramai dikunjungi, terutama pada sore hari dan akhir pekan.
Dikatakan Dody, lanskap jembatan yang ikonik membuatnya dengan cepat menjadi destinasi wisata baru di Bantul dan Kulon Progo.
Menurut Dody, arus pengunjung yang meningkat turut menambah pendapatan pelaku UMKM setempat, yang kini memanfaatkan area tersebut untuk berjualan makanan, minuman, hingga produk lokal.
Jembatan Kabanaran, sebelumnya dikenal sebagai Jembatan Pandansimo, memiliki bentang jembatan total 2,3 kilometer yang dibangun Kementerian PU sejak 2022 dan rampung pada Juni 2025 dengan nilai investasi mencapai Rp863,72 miliar.
Baca juga: Menteri PU optimistis penyerapan anggaran akhir 2025 capai 96,7 persen
Baca juga: Menteri PU targetkan pembangunan jalan baru 191 km pada tahun depan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
