Jaktim gaungkan "urban farming" untuk cegah "panic buying"

5 hours ago 1
Saya punya di rumah dua pohon cabai, sampai hari ini terus panen dan berbuah

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur menggaungkan pertanian perkotaan (urban farming) untuk mencegah pembelian berlebihan (panic buying) selama Ramadhan 2025.

Hal tersebut dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah terkait beberapa bahan pokok khususnya cabai yang seringkali mengalami kenaikan harga saat Ramadhan ataupun menjelang Lebaran.

"Sebenarnya sekarang kan yang paling mahal cabai, setiap mau Ramadhan, mau Lebaran itu yang paling ini (sering naik harga) cabai," kata Iin saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Untuk mengurangi fenomena "panic buying", Jakarta Timur (Jaktim) ini punya ruang terbuka untuk "urban farming" yang cukup banyak

Iin menyebutkan, Jaktim memiliki lahan terbuka yang cukup untuk melakukan kegiatan "urban farming". Seperti di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, kantor kecamatan, kelurahan dan lahan terbuka lainnya.

Baca juga: Anggota DPRD temukan harga beras lebihi HET di Pasar Tomang Barat

Pihaknya juga bekerjasama dengan semua pihak terkait (stakeholdes) agar pada lahan-lahan yang belum digunakan bisa untuk kegiatan lain, itu bisa digunakan untuk "urban farming".

Selain itu, Iin mengajak masyarakat untuk membiasakan diri menanam cabai dan sayur-sayuran lainnya di lahan terbuka rumah masing-masing. "Jadi kita ketahanan pangan di Jakarta Timur dilakukan dengan 'urban farming'," ujar Iin.

Menurut Iin, menanam cabai bisa dilakukan dimana saja hanya dengan modal pot kecil dan kapan saja.

Dia mengatakan bahwa menanam cabai sangat mudah dan hanya perlu menggunakan dua pot saja dalam satu rumah tangga. Itu sudah mencukupi untuk kebutuhan dan tidak harus beli.

"Saya punya di rumah dua pohon cabai, sampai hari ini terus panen dan berbuah," katanya.

Baca juga: Polisi cek harga kebutuhan pokok di Kelapa Gading jelang Ramadhan

Iin berharap dengan warga melakukan "urban farming" di lingkungan masing-masing bisa turut membantu ketahanan pangan di Jakarta Timur.

Sepanjang tahun 2024, jajaran Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur berhasil memberikan pelatihan ketahanan pangan kepada 485 orang atau penggiat "urban farming". Unit ini juga memberikan bantuan sarana dan prasarana pada kelompok tani yang ada.

Berdasarkan catatan, saat ini ada 56 lokasi baru penumbuhan kegiatan "urban farming" dan 27 lokasi "urban farming" lama di Jakarta Timur sehingga total ada 83 lokasi.

Rata-rata lahan yang dimanfaatkan untuk "urban farming" antara lain fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum), lahan tidur, area lingkungan sekolah, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) hingga atap paling atas (rooftop).

Selain itu lahan unit pelayanan teknis (UPT) atau milik instansi yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan "urban farming".

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |