Yerusalem (ANTARA) - Israel mencabut pembatasan darurat nasional pada Selasa (24/6) malam waktu setempat, menandakan kembalinya keadaan normal secara bertahap setelah gencatan senjata yang rapuh dengan Iran berlaku, mengakhiri serangan lintas perbatasan yang intens selama hampir dua pekan.
Keputusan tersebut muncul ketika para pejabat Israel mengevaluasi dampak dari perang 12 hari itu, yang menewaskan puluhan orang dan melukai lebih dari 1.000 orang, sementara para petinggi militer memperingatkan bahwa meskipun ada jeda dalam pertempuran, kampanye yang lebih luas terhadap Iran dan sekutu-sekutunya masih jauh dari selesai.
Komando Front Dalam Negeri Israel mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pencabutan pembatasan tersebut, yang mulai berlaku pada pukul 20.00 waktu setempat atau Rabu (25/6) pukul 24.00 WIB, memungkinkan semua wilayah di negara itu untuk melanjutkan aktivitas sipil secara penuh, termasuk pembukaan kembali sekolah, tempat kerja, dan pertemuan publik. Komunitas yang berdekatan dengan Jalur Gaza akan tetap berada di bawah pedoman yang mengizinkan pertemuan hingga 2.000 orang.
Otoritas Bandar Udara (Bandara) Israel mengatakan bahwa Bandara Internasional Ben Gurion di dekat Tel Aviv dan bandara yang lebih kecil di Haifa, Israel utara, telah kembali beroperasi secara penuh setelah periode penutupan sebagian atau total pada saat masa pertempuran.
Pelonggaran pembatasan itu menjadi tanda tentatif bahwa gencatan senjata mampu bertahan setelah awal yang goyah, saat kedua negara saling tuduh melanggar kesepakatan dengan terus melancarkan serangan. Perang tersebut diawali pada 12 Juni lalu ketika Israel melakukan serangan mendadak yang menargetkan situs-situs militer dan ilmuwan nuklir di seluruh Iran.
Kepolisian Israel pada Selasa itu mengatakan bahwa rentetan rudal Iran telah menghantam 52 lokasi di seluruh Israel selama hampir dua pekan pertempuran. Delapan dari serangan tersebut menyebabkan korban jiwa, menewaskan satu tentara dan 27 warga sipil. Magen David Adom, dinas penyelamatan nasional Israel, mengatakan bahwa 1.319 orang terluka, termasuk 17 orang luka berat, 29 orang luka sedang, dan 872 orang luka ringan. Sebanyak 401 orang lainnya dirawat karena mengalami gangguan kecemasan.
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) Eyal Zamir menggelar asesmen situasi dengan para perwira senior pada Selasa itu dan memperingatkan bahwa konflik dengan Iran masih jauh dari selesai.
"Kami telah menyelesaikan sebuah fase yang signifikan, tetapi kampanye melawan Iran belum berakhir," katanya.
"Kami memasuki fase baru berdasarkan pencapaian fase sebelumnya."
Dia mengatakan bahwa serangan Israel terhadap fasilitas-fasilitas terkait nuklir dan persediaan rudal "membuat proyek nuklir Iran mengalami kemunduran hingga beberapa tahun," tetapi tidak mengeklaim bahwa program tersebut telah tamat, yang merupakan tujuan utama dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Fokus saat ini bergeser kembali ke Gaza, untuk membawa pulang para sandera dan menghancurkan rezim Hamas," tambah Zamir.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, sebanyak 56.077 warga Palestina tewas dan 131.848 lainnya luka-luka di Gaza dalam konflik yang telah berlangsung selama 20 bulan ini.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.