Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyatakan industri perfileman memiliki potensi ekonomi yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi kebijakan strategis ekonomi kreatif guna menjadikan Ibu Kota sebagai kota global.
"Secara ekonomi potensi perfilman di Indonesia ini sangat besar, data 2024 jumlah penonton film di bioskop mencapai 122 juta orang dan 65 persen di antaranya atau sekitar 80 juta orang menonton film Indonesia,” katanya dalam Jakarta Economic Forum (JEF) 2025 di Jakarta, Senin.
Ia mencontohkan kesuksesan film Jumbo yang ditonton hingga 11 juta orang di Indonesia dan film ini dibeli dan ditayangkan di 40 negara, tentu ini menjadi satu capaian tersendiri.
Selain itu, ia mengatakan dalam pemutaran, mendapat bagian Rp21 ribu untuk setiap tiket sehingga jumlah yang didapat secara ekonomi, jumlah tersebut tentu sangat besar.
Ia mengaku sangat fokus terhadap pengembangan film dan telah mengirim tim untuk mempelajari pengembangan Komisi Film di Busan, Korea Selatan dan berencana mendorong pembentukan Komisi Film Jakarta.
Baca juga: JEF 2025 dinilai jadi ruang pelaku ekraf dorong ekonomi Jakarta
Ia mengatakan Busan merupakan kota kecil tapi industri film di sana telah tumbuh demikian pesat dan memang membutuhkan dana tidak sedikit.
Kota Busan setiap tahunnya mengalokasikan hingga Rp9 triliun untuk industri kreatif dan investasi itu membuahkan hasil yang sepadan lantaran bisa mendapat keuntungan hingga enam kali lipat dari modal awal.
“Ini yang coba kami upayakan agar menjadikan Jakarta Kota Cinema,” kata dia.
Ia menyebutkan ada 141 rumah produksi film di Indonesia dan 80 persen berdomisili di Jakarta dan lebih 42 ribu judul film sudah terdaftar di lembaga sensor Indonesia.
Selain itu, Jakarta memiliki 2.145 layar sinema yang memutar film dan ini tentu menjadi potensi ekonomi tersendiri yang harus dikembangkan.
Baca juga: Menekraf-Pemprov DKI siap aktivasi potensi ekraf menuju Kota Global
"Kami ingin membentuk Jakarta Film Commision (Komisi Film Jakarta) untuk menggali pendapatan daerah dari industri film," kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































