Indonesia--Swiss memperkuat kerja sama bidang ketenagakerjaan

5 days ago 3
Kolaborasi Indonesia-Swiss diharapkan menghasilkan pendekatan inovatif dalam pengembangan SDM dan peningkatan keterampilan tenaga kerja yang berdaya saing.

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Konfederasi Swiss memperkuat kerja sama di bidang ketenagakerjaan melalui penyelenggaraan "The 5th Tripartite Labour Dialogue Indonesia-Switzerland", Selasa.

“Kolaborasi Indonesia-Swiss diharapkan menghasilkan pendekatan inovatif dalam pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan keterampilan tenaga kerja yang berdaya saing,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Cris Kuntadi dalam keterangannya di Jakarta.

Lebih lanjut, ia mengatakan, forum ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman kerja sama ketenagakerjaan (memorandum of understanding/MoU on cooperation on labour and employment issues) yang ditandatangani antara Kemnaker RI dan Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi Swiss (SECO) pada 18 Juni 2019, di Jenewa, dan telah diperpanjang hingga tahun 2029.

Kegiatan secara daring ini turut melibatkan unsur tripartit, yakni pemerintah, pengusaha, dan pekerja dari kedua negara sebagai wadah dialog sosial yang konstruktif dan berkelanjutan dalam memperkuat hubungan bilateral di bidang ketenagakerjaan.

Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan Kemnaker, Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI-AGN).

Sementara delegasi Swiss diwakili oleh SECO, Konfederasi Pengusaha Swiss, dan Konfederasi Serikat Buruh Swiss.

Dalam forum ini dibahas empat isu utama. Pertama, Public Employment Services (PES) yang mengarah pada peningkatan akses kerja bagi penyandang disabilitas, pekerja muda, dan tenaga kerja lanjut usia.

“Indonesia memaparkan upaya digitalisasi layanan ketenagakerjaan melalui platform SIAPKerja serta pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) di 31 provinsi,” ujar Cris.

Kedua, Future of Work yang membahas strategi upskilling dan reskilling tenaga kerja dalam menghadapi perubahan industri akibat digitalisasi, otomatisasi, dan transisi menuju ekonomi hijau.

Indonesia menekankan kebijakan Triple Skilling (Skilling, Reskilling, Upskilling) melalui pelatihan vokasi, sertifikasi kompetensi, dan program magang nasional.

Ketiga, Renewable Energy Skills Development (RESD). Kedua negara sepakat memperkuat kerja sama pelatihan dan sertifikasi di sektor energi terbarukan sebagai bagian dari implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA).

Terakhir, ILO Employment Ecosystem and Platform Economy Issues, menekankan koordinasi kebijakan ketenagakerjaan di tengah perubahan lingkungan multilateral serta peningkatan perlindungan bagi pekerja di ekonomi berbasis platform digital.

Head of Labour Directorate SECO Jerome Cosandey menegaskan pentingnya dialog sosial tripartit dalam menghadapi dinamika pasar kerja global, dengan melibatkan unsur pemerintah, pengusaha, dan pekerja agar kebijakan yang dihasilkan bersifat inklusif dan berkelanjutan.

Baca juga: Kemenekraf dan KBRI Bern siap kuatkan kerja sama ekraf Indonesia-Swiss

Baca juga: Menko IPK: Kerja sama RI-Swiss dukung infrastruktur berkelanjutan

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |