Jakarta (ANTARA) - Indonesia siap berkolaborasi dengan Malaysia menghadirkan festival budaya Islam-Melayu sebagai upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, sekaligus negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia.
“Saya sangat mendukung pameran dengan konsep public art atau seni publik ini, terutama yang membahas budaya Islam-Melayu. Di Indonesia sendiri, ada banyak akulturasi budaya Indonesia dengan Islam, khususnya di bidang seni,” ungkap Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Tema yang diusung yakni melalui festival Malaysia Islamic Art and Design dengan konsep seni publik dapat menjadi media untuk mempromosikan budaya Islam Melayu. Berkaitan dengan media instalasi, Menbud menyebutkan Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman Cirebon menjadi contoh ruang publik yang memanfaatkan perkembangan teknologi.
Baca juga: Pemprov DKI dukung kegiatan Poland Festival 2025
Kendati baru saja diresmikan, Menteri Fadli menilai proses penataan ruang pamer Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman Cirebon sudah sesuai dengan prinsip museum modern sehingga dapat menjadi acuan untuk instalasi seni.
“Kami baru saja meresmikan ruang pameran Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman yang ada di Cirebon. Ruangan tersebut awalnya merupakan gudang terbengkalai yang dibangun sekitar abad ke-18. Sekarang, gudang tersebut telah diubah menjadi rumah seni, dengan instalasi, video mapping yang dapat menampilkan narasi museum,” terangnya.
Baca juga: Empat negara ramaikan Festival Internasional Lipu Celebes di Luwuk
Malaysia Islamic Art and Design merupakan festival bertema budaya Islam-Melayu yang akan digelar pada November 2026 mendatang. Berbeda dari perhelatan seni lainnya, Malaysia Islamic Art and Design mengusung konsep seni publik, di mana instalasi seni akan ditampilkan pada sejumlah ruang publik yang tersebar di Kota Jakarta. Festival ini diharapkan dapat menjadi media untuk mengenalkan budaya Islam Melayu sekaligus ruang edukasi antara maestro seni dengan masyarakat.
Direktur & Advisory Ltd Paulina Gallardo mengungkapkan pentingnya menciptakan wadah kolaborasi antara pegiat budaya, kurator, dan penikmat seni.
Baca juga: Lamandau Festival 2025 tampilkan atraksi budaya dan produk kreatif
“Untuk itu, festival ini menjadi inisiatif pertama yang merayakan warisan negara-negara Melayu, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan,” imbuhnya.
Fadli juga menjajaki peluang kolaborasi antara pemerintah, pelaku budaya, dan sektor swasta untuk memajukan budaya Islam-Melayu.
“Dengan memajukan seni dan budaya Islam-Melayu, kita dapat membangun ekosistem berkelanjutan yang dapat memberikan kesejahteraan untuk para pelaku sektor seni,” tutup Menbud.
Baca juga: FLS3N 2025 hadirkan ruang berkarya kolaborasi bagi pelestari budaya
Baca juga: Pemkot Denpasar nilai SVF bawa dampak positif wisata Bali
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































