Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu diperkirakan bergerak menguat di tengah pelaku pasar mencermati kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan.
IHSG dibuka menguat 20,10 poin atau 0,60 persen ke posisi 7.114,70. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,96 poin atau 0,37 persen ke posisi 805,51.
“Salah satu yang menjadi perhatian yakni suku bunga (BI rate) di tengah ketidakpastian global saat ini,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dari dalam negeri, fokus pelaku pasar akan langsung tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur BI (RDG BI) yang diselenggarakan pada Selasa dan Rabu (20 dan 21 Mei 2025) pekan ini.
Salah satu yang menjadi perhatian yaitu kebijakan BI terkait suku bunga acuannya di tengah ketidakpastian global saat ini, yang sebelumnya ditahan di level 5,75 persen pada pertemuan April 2025.
Konsensus memproyeksikan BI akan menurunkan suku bunganya ke 5,50 persen pada pertemuan Mei 2025, seiring rupiah yang relatif terjaga dan cenderung menguat.
Pelonggaran suku bunga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi domestik yang saat ini mengalami perlambatan.
Sentimen lainnya yaitu pemaparan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang sudah disampaikan oleh Kementerian Keuangan pada Selasa (20/05).
Pemerintah menyampaikan kepada DPR atas target ekonomi makro dan postur awal APBN 2026, diantaranya pertumbuhan ekonomi 5,2 sampai 5,8 persen, inflasi 1,5 sampai 3,5 persen, nilai tukar rupiah 16.500 sampai 16.900.
Asumsi makro ini cukup penting karena akan menjadi landasan untuk penyusunan RAPBN pada tahun depan.
Dari regional Asia, People's Bank of China (PBOC) memangkas suku bunga pinjaman acuannya (Loan Prime Rate/LPR) pada Selasa (20/05), seiring menguatnya yuan dan meredanya ketegangan perdagangan.
LPR satu tahun sebesar 10 basis poin menjadi 3,0 persen, sementara LPR lima tahunýyang menjadi acuan utama untuk kredit pemilikan rumahýturun ke level 3,5 persen.
Kebijakan ini diharapkan menjadi panduan bagi bank-bank kecil untuk mengikuti langkah serupa.
Dari mancanegara, pelaku pasar saat ini menantikan kabar dari proposal pajak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Pada Selasa (20/05), Trump gagal meyakinkan sejumlah anggota Partai Republik di DPR untuk menarik penolakan mereka terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak besar, khususnya terkait batas atas pengurangan pajak negara bagian dan lokal (SALT cap).
Penolakan ini mengancam kelolosan RUU tersebut, yang sebelumnya diharapkan Trump bisa disahkan sebelum akhir pekan Memorial Day yang akan datang.
Bursa saham utama AS di Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (20/05) seiring berakhirnya reli di saham teknologi.
Indeks S&P 500 turun 0,39 persen dan ditutup di level 5.940,46 sekaligus mengakhiri tren penguatan selama enam hari berturut-turut.Indeks Nasdaq melemah 0,38 persen ke 19.142,71 sementara Dow Jones Industrial Average melandai 114,83 poin atau 0,27 persen menjadi 42.677,24.
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 80,49 poin atau 0,21 persen ke 37.449,00, indeks Shanghai menguat 8,91 poin atau 0,26 persen ke 3.389,39.
Indeks Hang Seng melemah 149,52 poin atau 0,63 persen ke 23.831,00, dan indeks Strait Times menguat 5,17 poin atau 0,13 persen ke 3.877,33.
Baca juga: IHSG Rabu dibuka menguat 20,10 poin
Baca juga: IHSG ditutup melemah di tengah bank sentral China pangkas suku bunga
Baca juga: IHSG Selasa dibuka menguat 23,06 poin
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025