ICOR ekonomi digital 4,3, dua kali lebih efisien dari sektor lain

1 month ago 14
Artinya, setiap rupiah investasi di ekonomi digital mampu menghasilkan dua kali lipat output dibanding sektor konvensional...,

Jakarta (ANTARA) - Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) menyampaikan, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sektor ekonomi digital tercatat 4,3, sementara efisiensi investasi di rata-rata 17 sektor ekonomi nasional ada di angka 10,6.

Indikator ICOR di sektor ekonomi digital ini dua kali lebih efisien dibandingkan 17 sektor lain, kata Research Director Prasasti Gundy Cahyadi dalam konferensi pers Peluncuran Laporan Riset Ekonomi Digital di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut terangkum dalam laporan riset berjudul "Mengoptimalkan Peran Ekonomi Digital dalam Mewujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan 8 persen di Indonesia".

Temuan utama riset itu menegaskan peran penting ekonomi digital bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi delapan persen.

Baca juga: RI gandeng Australia tingkatkan kontribusi ekonomi digital untuk PDB

"Artinya, setiap rupiah investasi di ekonomi digital mampu menghasilkan dua kali lipat output dibanding sektor konvensional. Semakin rendah angka ICOR menunjukkan semakin efisien suatu sektor dalam mengelola investasi yang masuk menjadi output riil di perekonomian," ujarnya .

Investasi di infrastruktur digital, pengembangan talenta data, dan cloud service bukan sekadar transformasi sektor, tetapi merupakan strategi industrialisasi nasional yang sangat menentukan daya saing dan masa depan perekonomian Indonesia dua dekade ke depan.

Laporan Prasasti memetakan 17 sektor terdigitalisasi menggunakan metodologi OECD-ADB dan menyoroti ekosistem digital terbesar di Indonesia, GoTo sebagai studi kasus untuk mengukur dampak nyata digitalisasi terhadap perekonomian.

Ekonomi digital memiliki peran strategis dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi delapan persen yang dicanangkan pemerintah.

Baca juga: PCO: Rojali-Rohana perspektif lama, sekarang era platform digital

"Dengan mendorong dan memfasilitasi perkembangan ekonomi digital, berbagai lapisan masyarakat dapat merasakan dampaknya secara langsung. Ini dapat pula memperluas akses pasar, keuangan, dan teknologi,” kata Board of Advisors Prasasti Burhanuddin Abdullah.

Hasil riset Prasasti juga mencatat bahwa ekonomi digital berkontribusi sekitar Rp1.860 triliun atau 8,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Selain itu, riset menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit nilai tambah dari ekonomi digital akan mendorong peningkatan total output ke seluruh sektor lainnya sebesar 1,89 unit.

Angka ini merefleksikan ketergantungan sektor lain terhadap ekonomi digital.

Baca juga: IHSG diprediksi mendatar seiring perpanjangan negosiasi AS dan China

“Industri digital nasional memberikan peluang lebih besar kepada talenta teknologi Indonesia untuk mendapatkan kesempatan kerja dan belajar sesuai bidangnya,” ujar Burhanuddin.

Dalam konferensi pers, Policy and Program Director Prasasti Piter Abdullah menyampaikan pentingnya memanfaatkan sektor ekonomi digital sebagai salah satu mesin pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan tekanan perlambatan ekonomi global, transisi energi, dan pergeseran rantai pasok, Indonesia membutuhkan mesin pertumbuhan yang lebih efisien. Ekonomi digital menawarkan jawaban konkret,” ujar Piter.

Dengan proyeksi kontribusi mencapai 220-360 miliar dolar AS pada 2030 dan dominasi 40 persen dari nilai ekonomi digital ASEAN, ekonomi digital memiliki potensi besar mendorong produktivitas nasional.

Sebagai studi kasus, hasil riset menunjukkan ekosistem GoTo pada 2024 mampu menciptakan nilai ekonomi sebesar Rp480,7 triliun, menyerap lebih dari 2,03 juta tenaga kerja, dan menurunkan angka kemiskinan hingga 0,45 poin persentase secara nasional.

Tingkat efisiensi investasi atau ICOR ekosistem digital GoTo sendiri tercatat hanya 2,3, atau sekitar 87 persen lebih efisien dibanding rata-rata ICOR ekonomi digital yang mencapai 4,3.

Gundy menerangkan, kontribusi perusahaan teknologi lokal seperti GoTo dinilai memberikan dampak sosial nyata, mulai dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, hingga perluasan inklusi keuangan bagi pelaku UMKM dan pekerja informal.

Temuan ini juga memperlihatkan adanya transformasi struktur ekonomi nasional yang semakin bertumpu pada digitalisasi.

Oleh karena itu, dukungan pemerintah melalui kebijakan dan insentif untuk memperkuat industri serta ekosistem digital lokal dianggap penting sebagai strategi pemerataan dan pertumbuhan berkelanjutan.

“Pemerintah dapat mendorong kebijakan pengembangan infrastruktur digital. Termasuk di antaranya fiberisasi dan penyebaran 5G di luar Jawa, serta pemberian insentif riset dan pengembangan (R&D) untuk teknologi cloud dan artificial intelligence (AI),” ujar Gundy.

Selain itu, tambah Gundy, penting untuk memperluas program pelatihan satu juta talenta data dan AI setiap tahun, serta menciptakan skema pembiayaan inklusif agar UMKM dan masyarakat dapat lebih mudah mengadopsi teknologi digital.

Dukungan komprehensif tersebut diyakini akan mempercepat tercapainya target pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus memastikan transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |