Jakarta (ANTARA) -
Indonesia Anti-Doping Organization (IADO) terus berupaya meningkatkan pelayanan terkait penegakan aturan anti-doping kepada atlet, melalui penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di lembaga tersebut.
Ketua Umum IADO Gatot S. Dewa Broto mengatakan bahwa upaya meningkatkan kompetensi itu dilakukan di tiga direktorat, yakni Direktorat Testing, Direktorat Edukasi, serta Direktorat Intelijen dan Investigasi.
"Direktorat Testing telah melakukan akreditasi terhadap enam orang DCO (Doping Control Officer), serta re-akreditasi terhadap 42 orang DCO dan 10 orang BCO (Blood Collection Officer), dengan beberapa pakar dari SEARADO (South East Asia Regional Anti-Doping Organization)," kata Gatot dalam keterangan tertulis terkait kinerja IADO selama 2024, yang diterima di Jakarta, Jumat.
Lebih lanjut dia mengatakan, para DCO dan BCO IADO wajib mengikuti re-akreditasi setiap 2 tahun sekali untuk memastikan kompetensi dan kepatuhan terhadap prosedur International for Testing and Investigations agar tetap terjaga standar kualitasnya.
Direktorat Testing, juga telah melakukan training of trainers kepada dua orang staf testing yang disupervisi oleh tenaga expert dari SEARADO dan dinilai memenuhi standar kualitas sebagai trainer, sehingga dapat digunakan untuk re-akreditasi selanjutnya.
Kemudian, untuk proses mengedukasi para atlet yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: BNN-IADO jajaki kerja sama cegah penggunaan doping di dunia olahrga
IADO melalui Direktorat Edukasi telah menyadari sepenuhnya, bahwa atas dasar luasnya geografis Indonesia dan ribuan jumlah atlet di seluruh Indonesia yang masih perlu memperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang anti-doping, maka lembaga itu melakukan kerja sama dengan beberapa guru besar bidang olahraga, sejumlah ahli bidang olahraga dan mantan atlet.
Ia menambahkan, IADO telah melakukan rekrutmen terbuka dengan total pendaftar 278 pendaftar untuk menjadi edukator yang di Indonesia disebut Presi (Presenter Edukasi) yang pertama kalinya di Asia Tenggara.
"Setelah melewati seleksi administrasi, seleksi wawancara dan pelatihan, kemudian telah terpilih sebanyak 12 tenaga Presi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan latar belakang dosen olahraga, mantan atlet bahkan peserta Olimpiade, dokter, pelatih, dan tentunya mereka yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik, serta sesuai dengan syarat yang diharapkan dari rekrutmen terbuka ini," ujar dia.
Setelah terpilih, tambah Gatot, Presi tersebut sudah bisa langsung diterjunkan untuk membantu kegiatan edukasi bersama Direktorat Edukasi.
Lalu yang terakhir, penguatan kompetensi SDM juga dilakukan oleh Direktorat Intelijen dan Investigasi IADO.
Ia menjelaskan, penguatan dilakukan melalui rencana pengembangan jumlah tenaga investigator.
Hal itu penting, karena tantangan semakin beragam dan membutuhkan personil investigator yang lebih banyak dari beberapa kalangan yang hampir serupa tugas pokok dan fungsinya.
Baca juga: Selama 2024, IADO terima sebanyak 57 pengajuan aplikasi TUE
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025