Gudang jagung, harapan baru dari tanah timur

4 days ago 4

Mataram (ANTARA) - Fajar baru menyinari hamparan jagung kering di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Butir-butir kuning keemasan tersebar di lantai jemur, menandakan musim panen telah tiba di provinsi itu.

Di kejauhan tampak lahan-lahan yang dirancang untuk pertanian skala besar. Namun satu hal yang masih sering luput, yakni penanganan pasca-panen yang tertunda karena minimnya fasilitas penyimpanan.

Saat perhatian investor asing mengarah ke pulau ini, satu pertanyaan mengemuka, bagaimana NTB mengelola lonjakan potensinya agar tidak sia-sia?

Kabar terbaru menunjukkan bahwa investor asal Turki telah melirik pembangunan silo atau gudang penyimpanan jagung dan gabah di NTB.

Ambisi itu memberi harapan besar, namun pada saat yang sama mesti disoroti urgensi kesiapan, strategi, dan tata kelola yang matang agar peluang tersebut benar-benar menjelma menjadi kemajuan yang dirasakan rakyat.

Pembahasan ini akan menelusuri tiga hal penting, yakni mengapa daerah ini diuntungkan oleh investasi gudang pertanian, bagaimana kesiapan serta tantangan yang dihadapi di lapangan, dan strategi yang perlu ditempuh agar pembangunan gudang tersebut benar-benar membawa manfaat jangka panjang yang inklusif bagi masyarakat.

Peluang strategis

Secara geografis, wilayah di NTB memiliki keunggulan yang sulit disaingi. Hamparan lahan subur dan iklim tropis yang mendukung menjadikan produksi jagung di provinsi ini terus menunjukkan potensi besar. Sementara di Pulau Lombok, hasil gabah melimpah membuka ruang bagi pengembangan fasilitas pascapanen.

Kombinasi antara lokasi yang strategis dan kekayaan komoditas pertanian inilah yang membuat para investor melihat daerah ini sebagai titik ideal untuk membangun pusat penyimpanan dan pengolahan hasil panen.

Di sisi lain, kebutuhan akan fasilitas pendukung pascapanen kini semakin mendesak. Sebuah gudang modern berkapasitas hingga 500 ribu ton per unit bukan hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan, tetapi juga sebagai pusat pengeringan dan pemeriksaan kadar air.

Dua proses tersebut penting untuk menjaga mutu jagung dan gabah agar siap diterima pasar atau diolah lebih lanjut. Fasilitas seperti ini menjadi simpul penting dalam rantai nilai pertanian modern.

Lebih jauh, investasi semacam ini membawa peluang besar bagi pemberdayaan petani lokal. Dengan adanya gudang modern, petani tidak lagi terpaksa menjual hasil panen dengan harga rendah hanya karena keterbatasan fasilitas penyimpanan.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |