Forum Pemred bangun kekuatan lawan misinformasi dengan AJFP 2025

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Forum Pemimpin Redaksi Indonesia atau Forum Pemred mengadakan acara Anugerah Jurnalistik Forum Pemred (AJFP) 2025 untuk mengampanyekan praktik jurnalisme berkualitas, meningkatkan literasi publik, serta membangun kekuatan untuk melawan misinformasi dan disinformasi.

Tema "Melawan Misinformasi dan Disinformasi: Jurnalisme untuk Kebenaran Publik" dipilih dalam pelaksanaan AJFP 2025 untuk menekankan bahwa kualitas jurnalisme merupakan pilar utama dalam menjaga ruang publik yang sehat, demokratis, dan berorientasi pada fakta.

Ketua Forum Pemred Retno Pinasti dalam keterangan persnya pada Senin (17/10) mengemukakan pentingnya integritas, adaptasi terhadap teknologi, serta kepatuhan pada etika pemberitaan dalam praktik jurnalistik di tengah derasnya arus informasi digital.

"Melalui AJFP 2025, Forum Pemred berharap semakin banyak jurnalis dan institusi media yang memperkuat fungsi edukasi, verifikasi, dan kontrol sosial," katanya.

AJFP 2025 diselenggarakan untuk mendorong liputan-liputan yang dapat menggugah kesadaran mengenai pentingnya kehadiran jurnalisme berkualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Melalui kompetisi ini, Forum Pemred ingin memperkuat peran media massa dalam menghadirkan informasi yang akurat, mendalam, dan berintegritas di tengah meningkatnya arus misinformasi.

Setiap karya peserta kompetisi ditelaah secara menyeluruh dalam rapat pleno juri dan pengurus Forum Pemred berpedoman pada akurasi, relevansi, kedalaman, kualitas produksi, dan integritas dalam karya jurnalistik.

Dewan juri AJFP 2025 terdiri atas pemimpin redaksi anggota Forum Pemred, yakni Zulfiani Lubis, Titin Rosmasari, Haryo Ristamaji, dan Haryo Damardono.

Pemenang AJFP 2025 diumumkan dalam rangkaian acara Run For Good Journalism 2025 di Jakarta pada Minggu (16/11).

Dalam kategori Radio, penghargaan pertama diberikan kepada Ahmad Setiawan dari Elshinta dengan karya berjudul "Peran Vital Media Mainstream dan Kode Etik Jurnalistik dalam Memerangi Disinformasi dan Provokasi di Media Sosial."

Penghargaan kedua diberikan kepada Saortua Marbun dari Sonora dengan karya berjudul "Siasat Gen Z di Pusaran Hoaks dan Deepfake" dan pemenang ketiganya M. Jumahuddin Noor dari RRI Banjarmasin dengan karya bertajuk "Sisi Gelap Dunia Maya, Fakta Meningkatnya Korban Kejahatan Digital."

Dalam kategori Televisi, Dwi Firmansyah dari SCTV menjadi pemenang pertama dengan karya berjudul "Fakta VS Hoaks: Perebutan Narasi Demonstrasi Akhir Agustus 2025."

Pemenang penghargaan keduanya Afwan Purwanto Muin dan Alafia Nada Malik dari Kompas TV dengan karya berjudul "Disinformasi Sasar Kelompok Rentan" dan pemenang ketiganya Subchan Zuryamawla dari BeritaSatu dengan karya bertajuk "Waspada! Hoax dan Hasut di Linimasa."

Dalam kategori Media Cetak, Despian Nurhidayat dari Media Indonesia menjadi pemenang pertama dengan karya berjudul "Jurnalisme Benteng Pertahanan Arus Misinformasi" dan FAZRY dari Koran Rakyat Merdeka menjadi pemenang kedua dengan karya "Melawan Hoax, Menjaga Demokrasi: Jurnalisme Benteng Kebenaran Publik."

Pemenang ketiga dalam kategori ini adalah Muhammad Rusmadi dari Koran Rakyat Merdeka dengan karya berjudul "Perang Global dari Indonesia, ASEAN hingga PBB: Lawan Misinformasi & Disinformasi, Jurnalisme untuk Kebenaran Publik."

Dalam kategori Media Online, Artika Rachmi Farmita dari TEMPO.co menjadi pemenang pertama dengan karya berjudul "Manipulasi Iklan Obat dengan Kecerdasan Buatan."

Indra Suhendra Umbola dari ZonaUtara.com dengan karya berjudul "Saat Narasi Keliru Mengancam, Imunisasi Anak Butuh Dukungan Nyata" menjadi pemenang kedua dalam kategori ini dan Ahmad Apriyono dari Liputan6.com menjadi pemenang ketiga dengan karya berjudul "Menelisik Misinformasi Penyebab Banjir di Indonesia."

Baca juga: Forum Pemred inisiasi No Tax for Knowledge

Baca juga: Konsorsium Jepang kembangkan model AI untuk lawan misinformasi

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |