Ekonom nilai penurunan BI-Rate akan strategis perkuat transmisi

10 hours ago 3
Kebijakan tahan suku bunga menjadi defensive stance yang logis sampai tekanan global mereda atau arah kebijakan The Fed lebih jelas.

Jakarta (ANTARA) - Head of Center of Macroeconomics and Finance Indef M Rizal Taufikurahman menilai jika suku bunga acuan (BI-Rate) diturunkan, maka langkah ini akan bersifat strategis untuk memperkuat transmisi kebijakan moneter ke sektor riil.

Ia memperkirakan, BI-Rate akan dipangkas sebesar 25 bps ke 4,50 persen. Dengan inflasi stabil di bawah 3 persen, suku bunga riil masih positif, memberi ruang bagi pemangkasan suku bunga tanpa menekan nilai tukar secara berlebihan. Menurutnya, kredit modal kerja dan investasi juga perlu dorongan tambahan setelah ekspansinya melambat pada paruh pertama tahun ini.

“Pemangkasan 25 bps (proyeksi pemangkasan menjadi 4,50 persen di bulan ini) akan mempertegas keberlanjutan siklus pelonggaran yang dimulai September lalu, sekaligus menjaga policy alignment dengan arah kebijakan fiskal yang lebih ekspansif. Dengan begitu, BI dapat memperkuat efek sinergi kebijakan dalam menjaga pertumbuhan tanpa kehilangan kredibilitas inflasi,” kata Rizal saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Rizal memandang, risiko outflow memang meningkat, tetapi masih terkendali selama pemotongan dilakukan secara gradual dan disertai triple intervention yang aktif. Selisih (spread) suku bunga dengan dolar AS akan menyempit, namun cadangan devisa BI masih cukup untuk menahan volatilitas jangka pendek.

Di sisi lain, sebagian arus keluar portofolio mulai terimbangi oleh aliran modal ke ekuitas dan obligasi domestik karena imbal hasil (yield) premium Indonesia masih menarik secara relatif.

“Dengan catatan BI menjaga komunikasi pasar secara tegas dan memperkuat operasi valas, pemangkasan 25 bps tidak akan mengguncang stabilitas. Risiko terkendali, manfaat pemulihan ekonomi lebih besar,” kata dia.

Namun, penundaan penurunan suku bunga juga bukan langkah keliru. Apabila BI memilih menahan suku bunga di 4,75 persen, Rizal mengatakan bahwa pertimbangannya jelas yakni stabilitas keuangan lebih diutamakan di tengah gejolak arus modal keluar dan tekanan nilai tukar.

Arus keluar portofolio asing yang terjadi sejak akhir kuartal III telah mendorong pelemahan rupiah mendekati Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS).

Dalam situasi ini, sikap wait and see akan memberi sinyal ke pasar bahwa BI tetap berorientasi menjaga nilai tukar dan cadangan devisa yang sempat menurun ke kisaran 148 miliar dolar AS.

“Kebijakan tahan suku bunga menjadi defensive stance yang logis sampai tekanan global mereda atau arah kebijakan The Fed lebih jelas,” ujar Rizal.

Pada hari ini, BI akan mengumumkan arah kebijakan suku bunga acuan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG). Pada RDG bulan September 2025, BI-Rate dipangkas sebesar 25 bps sehingga berada pada level 4,75 persen.

Dengan penurunan itu, maka bank sentral telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak enam kali dengan total sebesar 150 bps sejak tahun lalu. Penurunan terjadi pada September 2024, kemudian pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September 2025.

Baca juga: Pandangan ekonom terbelah, BI-Rate bertahan di 4,75 persen atau turun

Baca juga: Ekonom nilai risiko "outflow" terkendali jika BI-Rate dipangkas 25 bps

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |