Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga, subholding PT Pertamina (Persero), siap memasarkan dan menyalurkan bahan bakar Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah (used cooking oil/UCO) sebagai solusi bahan bakar avtur rendah emisi bagi sektor penerbangan nasional, sekaligus memperkuat komitmen transisi energi Indonesia.
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Mochamad Iriawan mengatakan, minyak jelantah, yang dulu dianggap limbah kini telah berhasil diolah menjadi bahan bakar penerbangan ramah lingkungan.
"Ini adalah karya luar biasa anak bangsa yang membuktikan bahwa kita mampu membuat terobosan besar. Kita mampu menjadi pelopor di Asia Tenggara," terangnya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Pada Selasa ini, Pertamina, melalui subholding PT Kilang Pertamina Internasional, melaksanakan lifting atau pengiriman perdana produk SAF berbahan baku minyak jelantah di Kilang RU IV Cilacap, Jawa Tengah.
Baca juga: Pertamina kirim perdana bahan bakar pesawat berbahan baku jelantah
Wakil Direktur Utama Pertamina Oki Muraza mengatakan, dimulainya produksi SAF di dalam negeri ini menjadi langkah penting dalam mendukung target dekarbonisasi global sekaligus komitmen nasional menuju net zero emission (NZE) pada 2060.
"Keberhasilan ini menjadi bukti kemampuan teknologi Pertamina yang kompetitif di tingkat global, dengan persentase minyak nabati dan minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) tertinggi dibandingkan teknologi serupa di dunia," ujar Oki.
Oki menambahkan, pencapaian ini melibatkan ekosistem luas, mulai dari pengumpulan UCO oleh Pertamina Patra Niaga, pengolahan di Kilang Pertamina Internasional, distribusi oleh Pertamina Patra Niaga, hingga pemanfaatan oleh maskapai nasional seperti Pelita Air Service dan akan diperluas ke ekosistem aviasi Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengatakan, sebagai garda terdepan dalam memasarkan produk-produk Pertamina, pihaknya siap memasarkan dan menyalurkan SAF.
Baca juga: Produk SAF berbahan baku minyak jelantah jadi kado HUT Ke-80 RI
Ia mengatakan, SAF telah mendapatkan sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk skema Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) serta Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU).
"Sementara, dari sisi pasar, penetrasi sudah siap, diawali dengan penggunaan oleh Pelita Air serta dari sisi produksi, ketersediaan produk juga telah disiapkan oleh Kilang Pertamina Internasional," tambahnya.
Mars Ega melanjutkan komitmen Pertamina Patra Niaga untuk menjalankan program ini mengacu pada konsep triple bottom line yaitu people, planet, dan profit.
"Bahan baku utama SAF, yaitu UCO berasal dari masyarakat. Karena itu, kami akan mengajak masyarakat berkontribusi mengumpulkan UCO untuk diolah menjadi SAF dan dapat dirasakan kebermanfaatan program ini secara luas untuk masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Sambut Hari Konservasi Alam, Pertamina tegaskan komitmen lingkungan
Mars Ega juga menyampaikan dengan kesiapan pemasaran SAF menunjukkan langkah nyata Pertamina Patra Niaga mendukung dekarbonisasi di sektor penerbangan.
"Penggunaan SAF menjadi salah satu strategi penting untuk mencapai target net zero emission pada 2060 sekaligus mewujudkan Astacita Presiden Republik Indonesia dalam memperkuat ketahanan energi, mendorong pembangunan berkelanjutan, dan memajukan ekonomi hijau," jelasnya.
Ke depan, lanjutnya, Pertamina Patra Niaga siap mendukung dan berkolaborasi dengan Pertamina Group untuk memperluas keterlibatan aktif masyarakat dalam ekosistem SAF di seluruh Indonesia.
Langkah ini juga menempatkan Pertamina Patra Niaga sebagai pemasar dan pengelola (trader with storage) SAF pertama di Asia Tenggara, yang tersertifikasi ISCC CORSIA, sekaligus memperkuat peran Indonesia dalam mendorong transformasi menuju energi bersih dan berkelanjutan.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.