Manokwari (ANTARA) - Ketua Komite III DPD RI Filep Wamafma mengatakan penetapan zonasi wisata di Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) memerlukan kajian terbuka melalui forum seminar atau konsultasi publik.
Kajian terbuka bermaksud agar kebijakan zonasi wisata mengakomodasi kepentingan masyarakat lokal, pelaku usaha pariwisata, sekaligus memprioritaskan aspek kelestarian lingkungan.
"Hasil dari penetapan zonasi baik itu zona inti (konservasi), zona pemanfaatan, dan zona rehabilitasi harus diseminarkan," kata Filep di Manokwari, Papua Barat, Jumat.
Setelah itu, kata dia, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten yang berada di kawasan TNTC wajib menyiapkan konsep pembangunan pariwisata secara berkelanjutan.
Baca juga: Bom ikan ancam ekosistem zona inti Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Konsep dimaksud wajib menerapkan prinsip 3A yaitu atraksi, amenitas, dan aksesibilitas sehingga TNTC memiliki daya tarik, fasilitas memadai, serta akses transportasi yang mudah dijangkau wisatawan.
"Konsepnya harus jelas agar kawasan konservasi dan wisata memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal dan daerah," jelas Filep.
Dirinya segera melakukan koordinasi lintas kementerian guna mengoptimalkan pengawasan terhadap kegiatan penangkapan ikan atau lainnya yang berpotensi merusak ekosistem laut di kawasan TNTC.
Hal ini berkaitan dengan pengelolaan kawasan TNTC erat kaitannya dengan Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, serta Kementerian Lingkungan Hidup.
Baca juga: Balai Besar TNTC: Hiu berjalan menarik minat wisatawan pecinta selam
"Termasuk kesepakatan dua provinsi yaitu Papua Barat dan Papua Tengah, karena sebagian kawasan TNTC masuk Nabire (Papua Tengah)," ujarnya.
Dia berkomitmen menggencarkan promosi potensi destinasi wisata TNTC termasuk kawasan Teluk Triton di Kabupaten Kaimana, apabila pemerintah daerah sudah menyediakan sarana prasarana.
Luas kawasan TNTC mencapai 1.453.500 hektare sekaligus merupakan taman nasional perairan laut yang terluas di Indonesia, dengan 150 spesies karang, 950 spesies ikan karang, dan hiu paus.
"Bagaimana mau promosi kalau infrastruktur dasar belum siap. Disiapkan dulu, kalau sudah maka tugas selanjutnya promosi dan saya siap untuk itu," ucapnya.
Baca juga: Balai Besar TNTC lakukan transplantasi terumbu karang di Wondama
Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.