Dokter kandungan jelaskan efek rahim copot pada tubuh wanita

2 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis obstetri dan ginekologi lulusan Universitas Indonesia dr. Amarylis Febrina Choirin Nisa Fathoni, Sp.OG, IBCLC menjelaskan efek samping yang dapat terjadi pada tubuh wanita jika mengalami rahim copot.

"(Pasien) enggak bisa punya anak lagi, kalaupun (rahim) disambung itu agak tricky, karena pembuluh darahnya pasti akan ada yang terlepas dan yang lain sebagainya," kata Nisa dalam temu media di Jakarta, Selasa.

Menanggapi temuan kasus yang saat ini santer dibicarakan oleh masyarakat, Nisa menyampaikan bahwa rahim yang telah lepas menyebabkan wanita tidak mampu memiliki anak lagi karena tidak ada tempat bagi sperma dan telur melakukan pembuahan.

Sementara pembuahan baru akan berhasil apabila embrio berkembang dalam tuba falopi.

Baca juga: Makanan pendukung kesuburan pada endometriosis

"Jadi kan kalau embrio kan dia terjadinya pembuahan di tuba, ketemu sama sperma dan sel telur, jadilah embrio. Embrio akan jalan ke rahim. Kalau rahimnya enggak ada terus jalan ke mana?" ujarnya.

Wanita yang mengalami kejadian itu juga akan sulit untuk kembali mengalami menstruasi setiap bulan.

Meski demikian, Nisa mengatakan bahwa ovarium yang tersisa masih menjalankan fungsi hormonal sebagaimana semestinya.

Baca juga: Dokter: Obesitas salah satu faktor risiko kanker rahim

"Sebenarnya tubuh kita masih ovulasi dan (merasa seperti) menstruasi, cuma ya darahnya enggak keluar karena keluarnya darah itu dari lapisan endometrium yang meluruh, kalau rahimnya tidak ada, endometrium sudah enggak ada," kata dokter yang punya sertifikasi sebagai Konsultan Laktasi Internasional (IBCLC) itu.

Ia melanjutkan bahwa rahim wanita disokong oleh sejumlah struktur kuat seperti ligamentum dan jaringan penopang lain.

Namun, dalam kasus tertentu adanya penanganan dalam persalinan yang tidak tepat seperti terlalu cepat menarik plasenta atau hal-hal yang tidak sesuai prosedur dapat menyebabkan pasien mengalami inversio uteri.

Baca juga: Miom bisa sebabkan perdarahan hingga nyeri saat berhubungan intim

Dalam kesempatan itu, Nisa turut menyampaikan rasa simpati pada pasien maupun dokter yang mengalami kasus tersebut.

Menurutnya, semua dokter kandungan selalu mendoakan pasien agar dapat melewati masa persalinan dengan tenang dan nyaman tanpa harus bertemu dengan berbagai faktor risiko yang membahayakan nyawa sang ibu maupun janin dalam kandungan.

Walaupun tidak akan menutup kemungkinan dalam dunia kedokteran akan ditemukan kasus-kasus baru yang perlu dipelajari dengan lebih cermat lagi. Ia bersyukur bahwa pasien terkait dapat tertolong dan berangsur pulih.

Baca juga: Penderita gangguan rahim manfaatkan JKN untuk pengobatan gratis

Nisa juga mengingatkan bagi seluruh masyarakat untuk mencari tenaga medis yang kompeten dalam memberikan penanganan pada ibu hamil, dan rutin melakukan kontrol ke dokter untuk menghindari risiko seperti kasus itu.

Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan adanya temuan kasus rahim copot yang dibagikan oleh pemengaruh (influencer) dr. Gia Pratama ke media sosial.

Hal tersebut sontak menjadi kontroversi dan mendapat banyak tanggapan dari berbagai pihak dalam dunia kedokteran. Kasus itu dinilai mengerikan dan perlu pendalaman lebih lanjut agar tidak menimbulkan hoaks pada publik.

Baca juga: BKKBN: Segera periksa ke dokter bila menstruasi dirasa tidak normal

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |