Jakarta (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta memfasilitasi seluruh masyarakat mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga komunitas untuk mempublikasikan hasil risetnya terkait Jakarta di portal Sistem Informasi Kajian (Sikaji).
"Jika memiliki tulisan terkait Jakarta, dengan lokus yang ada di Jakarta, ayo dishare (dibagikan) di sini (Sikaji). Tidak dipungut biaya," kata Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah Bappeda DKI Jakarta, Andhika Ajie dalam kegiatan Jakarta Innovation Days (JID) 2025, Jakarta Pusat, Selasa (21/10) malam.
"Sikaji" dihadirkan salah satunya lantaran kebanyakan hasil riset yang masuk ke jurnal internasional harus berbayar. Selain itu, sebagai wadah menemukan hasil riset yang bisa diimplementasikan menjadi kebijakan daerah.
Baca juga: Bappeda DKI dan Think Policy kolaborasi wujudkan Jakarta kota global
Dalam UU Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga menyebutkan bahwa seluruh kebijakan pembangunan harus berlandaskan hasil penelitian.
"Jadi kami berharap, jika punya hasil penelitian yang sudah terpublikasi, silahkan dishare di sini, biar kami tahu, biar seluruh pengambil kebijakan bisa kita tahu. Kalau memang cocok, itu (hasil riset) bisa diimplementasikan," kata Ajie.
Sistem Informasi Kajian (Sikaji) yang bisa diakses di https://bappeda.jakarta.go.id/sikaji, merupakan bagian dari sistem informasi dan kolaborasi untuk berbagi pengetahuan hingga praktik (knowledge hub) pemanfaatan hasil riset dan inovasi di Jakarta.
Fungsinya sebagai platform terintegrasi untuk menghimpun, mengelola, dan mempublikasikan hasil riset, kajian, dan inovasi daerah di Jakarta.
Publikasi riset dan inovasi di sana antara lain kajian, dokumen kebijakan ringkas (policy brief), dokumen kebijakan berisi analisis (policy paper), naskah akademis, prosiding (artikel ilmiah), makalah seminar, artikel kebijakan, jurnal ilmiah, serta buku dan majalah ilmiah.
Baca juga: Pemprov Jakarta ajak warga eksplorasi ruang kota di JID 2025
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































