Ditutup Rabu, Kementrans catat 3.007 orang daftar Ekspedisi Patriot

2 months ago 10
Tim Ekspedisi Patriot adalah bentuk nyata kolaborasi antara dunia pendidikan dan pemerintah dalam mengakselerasi transformasi transmigrasi yang berbasis potensi lokal. Mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga membangun masa depan dar

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menerima pendaftaran 3.007 calon peserta Ekspedisi Patriot hingga registrasi program tersebut ditutup pada Rabu (25/6) pukul 23.59 WIB, atau mencapai 150,35 persen dari kuota yang disediakan tahun ini sejumlah 2.000 peserta.

Registrasi program tersebut dimulai pada 28 Mei lalu melalui laman resmi Kementrans dan tujuh perguruan tinggi mitra.

Menurut data Kementrans yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, jumlah pendaftar tertinggi berasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebanyak 566 orang, diikuti oleh IPB University 532 orang, Universitas Diponegoro (UNDIP) 526 orang, dan Universitas Padjadjaran (UNPAD) 381 orang.

Kemudian Institut Teknologi Bandung (ITB) 376 orang, Universitas Gadjah Mada (UGM) 323 orang, serta Universitas Indonesia (UI) 303 orang.

Semua perguruan tinggi tersebut mendapatkan kuota partisipasi yang sama, yakni 285 peserta Ekspedisi Patriot per universitas, kecuali UGM sejumlah 290 peserta.

Kementrans juga melibatkan sejumlah peserta dari universitas lokal di daerah target program tersebut, yakni seorang peneliti Universitas Timor, Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan seorang mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Terdapat pula dua mahasiswa Universitas Musamus, Merauke, Papua Selatan; dua mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (UNSULBAR), Majene, Sulawesi Barat; serta dua mahasiswa Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.

Seorang peneliti asing asal Jerman juga akan berpartisipasi sebagai narasumber bagi tim Ekspedisi Patriot asal UNDIP.

Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan bahwa peserta ekspedisi tersebut akan menyusun pemetaan potensi lokal dan perencanaan investasi, desain ekosistem industrialisasi berbasis kawasan transmigrasi, serta desain kebijakan transpolitan yang menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan nasional di 154 kawasan transmigrasi.

“Tim Ekspedisi Patriot adalah bentuk nyata kolaborasi antara dunia pendidikan dan pemerintah dalam mengakselerasi transformasi transmigrasi yang berbasis potensi lokal. Mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga membangun masa depan dari desa-desa kita, dalam ruang realitas,” ujar Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara.

Sebelum diberangkatkan, peserta akan dibekali pelatihan vokasi, pendampingan usaha, dan sertifikasi kompetensi agar dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di daerah penugasan masing-masing.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Kementrans Velix Vernando Wanggai menyatakan lonjakan pendaftar dari seluruh kampus mitra menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia memiliki keinginan kuat untuk berpartisipasi dan berkarya langsung di lapangan.

“Kami berharap tim Ekspedisi Patriot menjadi motor utama dalam membangun dan mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif, produktif, dan terintegrasi,” kata Velix Vernando Wanggai.

Baca juga: Kementrans bangun konektivitas tiga area transmigrasi prioritas di Sulteng

Baca juga: Kementrans terbitkan 1.120 SHM untuk 690 KK transmigran lokal

Baca juga: Kementrans target 2.000 penerima Beasiswa Patriot pada tahun depan

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |