Jakarta (ANTARA) - Data pasien yang ada di rumah sakit menjadi salah satu target serangan peretas yang masuk ke Indonesia, demikian disampaikan CEO Atma Jaya Healthcare Group, Edward.
"Mungkin masih banyak yang belum menyadari, data pasien yang ada di rumah sakit merupakan salah satu target serangan peretas. Jika sudah bobol, data-data yang seharusnya bersifat rahasia dan pribadi tersebut bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," ujar Edward di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan sepanjang 2024 saja Tim Pusat Kontak Siber BSSN menerima sebanyak 1.814 aduan siber yang berasal dari berbagai sektor dengan total trafik anomali sebanyak 330.527.636 anomali yang terjadi di Indonesia. Aktivitas anomali trafik ini dapat berdampak pada penurunan performa perangkat dan jaringan, pencurian data sensitif, hingga perusakan reputasi dan penurunan kepercayaan terhadap suatu organisasi.
Oleh karenanya, Rumah Sakit Atma Jaya resmi menjalin kerja sama dengan perusahaan keamanan siber yakni PT ITSEC Asia Tbk untuk meningkatkan keamanan data pasien. Penandatanganan kerja sama itu dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Penandatanganan MoU tersebut disaksikan Direktur Rumah Sakit Atma Jaya Maria Theresia Yulita.
Perlindungan data pribadi pasien di rumah sakit tidak hanya berkaitan dengan kewajiban hukum, tetapi juga dengan kepercayaan yang diberikan oleh pasien kepada kami. Pasien harus merasa aman bahwa data pribadi dikelola dengan sangat hati-hati dan tidak akan disalahgunakan. Pelanggaran terhadap perlindungan data tidak hanya berpotensi merusak reputasi rumah sakit, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian finansial dan hukum yang signifikan.
"Melihat hal tersebut, RS Atma Jaya mengambil langkah strategis untuk mengadopsi IntelliBroń Orion dan IntelliBroń Threat Intel, dua solusi keamanan siber dari ITSEC Asia yang dirancang untuk mendeteksi, menganalisis, dan mengatasi ancaman siber secara langsung," terang dia.
Dalam kerja sama itu, RS Atma Jaya akan mengimplementasikan IntelliBroń Orion guna memantau potensi ancaman dalam upaya mencegah kebocoran data pasien. Selain itu, IntelliBroń Threat Intel akan digunakan untuk menganalisis pola serangan serta meningkatkan ketahanan sistem digital rumah sakit. Tak hanya itu, tenaga medis dan staf IT juga akan mendapatkan edukasi dan pelatihan guna meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.
Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Edi Lumban Gaol, mengatakan kerja sama itu merupakan langkah penting dalam meningkatkan keamanan siber di sektor kesehatan.
"Kami akan memberikan perlindungan maksimal terhadap sistem digital rumah sakit, memastikan layanan kesehatan tetap berjalan dengan aman dan lancar," kata Joseph.
Presiden Komisaris PT ITSEC Asia Tbk, Patrick Rudolf Dannacher, juga menyoroti pentingnya kerja sama ini dalam meningkatkan standar keamanan di sektor kesehatan. Keamanan siber di industri kesehatan bukan lagi pilihan melainkan sebuah keharusan.
Baca juga: Wamen Nezar jelaskan pentingnya kesadaran keamanan data di dunia siber
Baca juga: Penguatan Pusat Data Nasional untuk menjamin ketahanan ranah digital
Pewarta: Indriani
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025