China kritik komitmen Trump soal kapal selam nuklir dalam pakta AUKUS

9 hours ago 2

Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menentang dukungan Presiden Donald Trump terhadap pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) soal pengembangan kapal selam bertenaga nuklir di kawasan Pasifik.

"Kami menentang konfrontasi blok dan segala hal yang meningkatkan risiko proliferasi nuklir serta memperparah perlombaan senjata," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (21/10).

Hal itu disampaikan setelah Presiden Donald Trump, Senin (20/10), menegaskan bahwa AS akan "bergerak maju dengan kecepatan penuh" soal pakta kapal selam bertenaga nuklir dalam pakta keamanan AUKUS saat bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Washington.

"Kami akan bergerak maju dengan kecepatan penuh sekarang," kata Trump ketika ditanya tentang kesepakatan tersebut. "Mereka sedang membangun landasan pendaratan yang luar biasa untuk kapal selam. Biayanya akan mahal. Anda tidak akan percaya betapa rumit dan mahalnya."

"China telah berulang kali menegaskan posisinya terkait kemitraan keamanan trilateral antara AS, Inggris, dan Australia yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang kapal selam nuklir dan teknologi militer canggih lainnya," tambah Guo Jiakun.

AUKUS adalah pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) yang disepakati pada 15 September 2021 saat pemerintahan Joe Biden.

Berdasarkan pakta tersebut, AS dan Inggris akan membantu Australia untuk mengembangkan dan mengerahkan kapal-kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia, selain mengerahkan militer barat di kawasan Pasifik.

Australia akan membeli tiga kapal selam kelas Virginia bekas dari AS mulai tahun 2032 dengan opsi untuk membeli dua lagi. Setelah itu, rencananya adalah merancang dan membangun model kapal selam bertenaga nuklir yang sepenuhnya baru untuk Angkatan Laut Inggris dan Australia. Kesepakatan itu sendiri disebut bernilai 239 miliar dolar AS.

Infrastruktur baru ini akan menjadikan Australia pusat bagi sekutu dan kapal selam mereka di kawasan yang disebut bertujuan untuk menghambat kemajuan militer China di kawasan Indo-Pasifik.

Selanjutnya ketiga negara juga akan melakukan kolaborasi dalam "kemampuan canggih" mereka. Ini melibatkan berbagi keahlian militer di bidang-bidang seperti rudal hipersonik jarak jauh, robotika bawah laut, dan kecerdasan buatan (AI).

Mulai tahun 2027, pakta ini akan memungkinkan AS dan Inggris untuk menempatkan sejumlah kecil kapal selam nuklir di Perth, Australia Barat.

Baca juga: Australia, AS teken kesepakatan logam tanah jarang senilai Rp141 T

Baca juga: Perjanjian Australia–PNG buka peluang kerja sama dengan Indonesia

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |