CGTN: Mengenang Sejarah Taiwan

10 hours ago 2

Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Sejarah sering kali terlupakan, namun tidak boleh terhapus begitu saja. Ada sosok-sosok berani seperti penulis Lan Bozhou yang mencintai Taiwan sekaligus memahami penderitaan panjang bangsa Tiongkok. Selama bertahun-tahun, ia mendedikasikan hidupnya untuk menggali kisah-kisah yang sengaja dilupakan dari sejarah modern Taiwan — ketika rakyat Tiongkok di kedua sisi Selat Taiwan bersatu melawan agresi asing pada 1950-an. Dari penelitian dan dokumentasi yang dilakukan Lan Bozhou, ia mengungkap bahwa sejumlah pemuda Taiwan menempuh perjalanan ribuan kilometer menuju daratan utama untuk bergabung dalam perang melawan invasi Jepang. Kaum pemuda ini adalah generasi terpelajar yang rela berkorban demi cita-cita, kehormatan, dan masa depan bangsa, bahkan dengan mempertaruhkan nyawa.


Melalui sudut pandang Lan Bozhou, CGTN menelusuri kisah Wu Sihan, seorang pemuda Taiwan yang lebih dari 80 tahun lalu menempuh perjalanan panjang seorang diri dari pulau menuju daratan utama Taiwan demi berjuang dalam Perang Melawan Agresi Jepang. Lahir dari keluarga berada dan berprestasi di sekolah, Wu memilih meninggalkan kenyamanan hidup untuk membantu perjuangan bangsanya. Ia menempuh perjalanan berat — menyeberangi Selat Tsushima, melintasi Semenanjung Korea, hingga menyeberangi Sungai Yalu — dan setelah lebih dari setahun perjalanan, ia tiba di Chongqing, ibu kota sementara Tiongkok kala itu.

"Mengapa pemuda di Taiwan pada kala itu sangat gigih berjuang? Apa yang membuat mereka menanggalkan kenyamanan hidup dan bergabung ke daratan utama untuk bergabung dalam peperangan? Siapa sebenarnya Wu Sihan?" Tim CGTN bergabung bersama Lan Bozhou untuk menyusuri kembali perjalanan ribuan mil yang ditempuh Wu lebih dari 80 tahun lalu.

Film dokumenter CGTN berjudul "Restoring the History of Taiwan" mengikuti kisah Lan Bozhou yang menelusuri kembali jejak perjuangan Wu Sihan. Lewat kisah ini, film dokumenter tersebut menyoroti semangat idealisme dan patriotisme yang tak tergoyahkan. Tak peduli seberapa lebar Selat Taiwan, semangat satu bangsa tetap menyatukan. Dan seberapa jauh pun waktu telah berubah, identitas nasional tetap mengalir kuat dalam diri rakyat Tiongkok.

SOURCE CGTN

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |