Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan-Kepala dan Leher (THT-KL) Rumah Sakit Universitas Indonesia Dr. dr. Fikri Mirza Putranto mengatakan kebiasaan mendengarkan suara dengan volume keras menggunakan listening device atau earphone dalam waktu lama dan berulang bisa mengganggu komunikasi sehari-hari yang disebut cedera bising.
“Gejala awal kalau misalnya cedera akibat bising itu bisa berdenging, rasa ‘kemeng’ atau muffled hearing, jadi kayak ketutup, pressure, jadi kayak ketekan, yang pada kondisi lebih lanjut adalah kesulitan berkomunikasi,” kata Fikri dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Fikri menjelaskan, cedera bising terbagi menjadi dua yaitu terjadi segera seperti mendengar suara ledakan atau latihan menembak tanpa pelindung telinga, dan cedera bising kronik atau lama yang biasanya akibat pekerjaan atau sesuatu yang disukai (leisure).
Cedera bising kronik yang berlangsung lama biasanya karena penggunaan listening device untuk mendengarkan musik dengan volume kencang lebih dari 60 persen selama berjam-jam.
Baca juga: Tanda-tanda gangguan pendengaran yang sering tak disadari
Fikri mengatakan cedera bising kronik biasanya terjadi pada usia remaja dan dewasa. Adapun gejala awal yang sering diabaikan adalah telinga berdenging atau tinitus yang menetap, atau nyeri pasca penggunaan listening device.
Lama kelamaan, cedera ini bisa mengganggu komunikasi di tempat ramai seperti kelas karena telinga tidak bisa lagi mem-filter suara dan bising.
“Jadi mestinya telinga kita tuh punya mekanisme filter memisahkan suara sama bising, kemampuan ini hilang. Akibatnya otaknya yang harus kerja lebih keras untuk memilah bunyi dibandingkan dengan yang ada di lingkungannya,” katanya.
Jika ini sering terjadi maka akan ada gangguan akademik, gangguan konsentrasi dan kemampuan komunikasi dua arah atau berkelompok akan sulit. Fikri juga mengatakan cedera bising kronik dari usia mudah akan mempercepat proses penuaan pada jalur pendengaran yang umumnya baru terdeteksi di usia 40 tahun ke atas.
Fikri mengatakan cedera bising tidak bisa dikembalikan namun bisa dicegah agar terhindar dari cacat pendengaran yang mengganggu kegiatan sehari-hari.
Cara yang bisa dilakukan di antaranya mendengar dengan volume 60 persen selama 60 menit, istirahat lima menit setelah pemakaian satu jam dan gunakan hearing device dengan fitur noise cancelation.
Baca juga: Tips gunakan headset agar tetap nyaman dan aman
Baca juga: Suka pakai headset? Ini efek samping yang perlu diwaspadai
Baca juga: Mengenal tuli konduktif, penyebab suara terdengar teredam
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025