Jakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menjelaskan busa di aliran Kali Sunter, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu disebabkan limbah rumah tangga.
Tak hanya itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan, air limbah usaha pencucian (laundry) juga menyebabkan timbulnya aliran busa tersebut.
"Itu dari limbah rumah tangga, limbah industri yang masuk ke dalam sungai. Jadi deterjen-deterjen itu, kita habis nyuci, habis industri juga kayak 'laundry'. Itu penyebab ada busa,” kata Asep saat dijumpai di Jakarta Selatan, Selasa.
Adapun fenomena busa terjadi saat pompa di Rumah Pompa Polder Pulomas 1 (Kelapa Gading/Jakarta Utara) dan Pulomas 2 (Kayu Putih/Jakarta Timur) dinyalakan.
Baca juga: 95 persen "grey water" dibuang ke Ciliwung tanpa pengolahan
Menurut petugas, kala itu dilakukan pengosongan air situ untuk mengantisipasi potensi hujan deras. Debit air yang tinggi memicu turbulensi sehingga busa meluap ke Kali Sunter.
Untuk mengatasi hal tersebut, DLH DKI Jakarta memasang kubus apung di hilir saluran keluar (outlet) pompa 1 dan 2 pada Rumah Pompa Polder Pulomas 1 dan Pulomas 2.
Selain pemasangan kubus apung yang merupakan upaya penanganan jangka pendek, Dinas Lingkungan DKI Jakarta juga akan melakukan penyemprotan busa menggunakan metode "high pressure spraying" di lokasi tersebut.
Dalam hal ini, DLH DKI juga memperkuat koordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (DSDA) dan pengelola rumah pompa agar langkah responsif bisa segera dilakukan setiap kali pompa beroperasi.
"Selain itu, identifikasi sumber pencemar di sekitar Situ Ria Rio tengah berlangsung," kata Asep.
Baca juga: Kapasitas sistem pembuangan limbah di Pulau Pramuka ditingkatkan
Lalu, untuk jangka panjang, pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pengelola Situ Ria Rio untuk pemulihan kualitas air mencakup metode fisik maupun biologis.
Hal ini untuk menguraikan polutan organik dan surfaktan yang memicu timbulnya busa.
"Langkah yang kami ambil bukan hanya penanganan sesaat, tetapi bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperbaiki kualitas air di Jakarta," ujar Asep.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.