BP3MI: Tiga negara masih aktif terima pekerja migran asal Sultra

2 months ago 9

Kendari (ANTARA) - Balai Pelindungan dan Pelayanan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan ada tiga negara yang sampai saat ini masih aktif menerima pekerja migran atau PMI asal Bumi Anoa.

Kepala BP3MI Sultra La Ode Askar saat ditemui di Kendari, Jumat, mengatakan bahwa tiga negara yang aktif menerima PMI melalui program Government to Government (G to G) itu adalah Korea Selatan, Jepang, dan Jerman.

“Ada satu negara lainnya yang kini sudah memiliki perjanjian kerja sama, yakni Arab Saudi, namun hingga saat ini belum ada penempatan,” kata Askar.

Baca juga: BP3MI Sultra pulangkan 7 calon PMI non-prosedural asal Muna Barat

Dia menyebut untuk Jepang menjadi salah satu negara tujuan utama para PMI asal Indonesia melalui program Specified Skilled Worker (SSW) atau pekerja dengan keterampilan khusus.

“Tiap tahun Jepang selalu menerima PMI asal Sultra, tapi tahun ini hingga Juni, yang mendaftar program G to G hanya satu orang. Mudah-mudahan dia lolos,” ujarnya.

Untuk Korea Selatan, Askar menyebut proses seleksinya sudah berlangsung dan tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Sementara untuk Jerman, hingga Juni ini seleksi belum dibuka.

“Untuk bisa mendaftar pada program ini, calon PMI yang utama harus punya kemampuan sesuai kebutuhan program. Kedua, minimal bisa belajar bahasa asing di negara yang dituju,” ujarnya.

Askar mengungkapkan hingga Juni 2025, tercatat ada 25 PMI asal Sultra yang bekerja di luar negeri dengan negara penempatan dan sektor usaha yang beragam.

Jenis penempatan yang dominan adalah jalur mandiri atau SSW, yang memungkinkan pekerja asal Sultra bekerja secara legal melalui jalur keterampilan khusus. Dari data yang ada, Jepang menjadi negara tujuan terbanyak, dengan beragam sektor usaha, mulai dari manufaktur, pertanian, hingga konstruksi.

Di sektor pertanian, sejumlah pekerja tercatat bekerja sebagai agriculture labour, agriculture farming, dan agriculture worker, termasuk yang ditugaskan menangani udang laut (marine shrimp) di Brunei.

Baca juga: BP3MI: Lima PMI asal Sultra bermasalah dipulangkan ke Indonesia

Baca juga: KP2MI ajak lulusan tangkap peluang kerja di negara aging population

Sementara itu, sektor konstruksi menyerap tenaga kerja cukup besar di Jepang, dengan posisi sebagai tenaga bangunan dan operator.

Selain itu, beberapa pekerja juga tercatat bekerja di sektor perikanan sebagai nelayan (fisherman) di Malaysia dan Jepang, serta di sektor industri dan tenaga kerja umum (general worker) di Brunei dan Malaysia.

Tak hanya itu, pekerjaan seperti building cleaning service, caregiver, hingga giveworker (tenaga kerja sosial) juga menjadi bagian dari sektor yang digeluti oleh pekerja migran asal Sultra.

Bahkan, satu orang tenaga kerja asal Sultra menduduki posisi sebagai Chief Engineer di Tonga.

Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |