Mataram (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong setiap daerah untuk membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sebagai pilar strategis dalam memperkuat koordinasi, meningkatkan kapasitas serta membangun budaya sadar risiko di tengah masyarakat.
"Forum PRB berperan penting dalam penanggulangan bencana. Namun hingga kini belum semua wilayah memiliki forum pentaheliks tersebut. BNPB terus mendorong terbentuknya kolaborasi yang perlu dipayungi suatu regulasi," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi dalam penyelenggaraan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 yang diselenggarakan di Graha Bakti Praja Kantor Gubernur NTB di Mataram, Minggu.
Prasinta Dewi mengungkapkan, Forum PRB merupakan fondasi utama dalam membangun ketangguhan bangsa. Oleh karena itu, Forum PRB sangat penting sebagai wadah kolaborasi berbagai pemangku kepentingan.
"Forum PRB ini menjadi pilar strategis dalam memperkuat koordinasi, meningkatkan kapasitas serta membangun budaya sadar risiko di tengah masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Kesiapsiagaan Bencana, warga diajak jaga pantai dengan tanam pohon
Ia menjelaskan saat ini BNPB sedang menggelar uji publik rancangan Peraturan BNPB (Perban). Perban ini nantinya diharapkan dapat menjadi landasan hukum sehingga penyelenggaraan Forum PRB dapat berjalan baik dalam pembentukan dan pengelolaan di tingkat nasional dan daerah, baik tingkat provinsi, kabupaten/kota dan wilayah administrasi di bawahnya.
Prasinta menambahkan Perban ini dapat menjamin keberlanjutan forum secara inklusif, partisipatif dan berkesinambungan, serta meningkatkan efektivitas Forum PRB dalam memberikan rekomendasi kebijakan, advokasi, serta inovasi-inovasi dalam PRB.
Namun demikian, lanjut Prasinta, proses penyusunan rancangan Perban ini tentu tidak bisa dilakukan secara sepihak.
"Uji publik yang kita laksanakan ini menjadi ruang partisipatif bagi semua pihak untuk memberikan masukan, kritik konstruktif, maupun perbaikan-perbaikan yang diperlukan," ucap Prasinta.
Prasinta mengingatkan bahwa tantangan bencana di masa depan semakin kompleks, baik karena faktor perubahan iklim, degradasi lingkungan, maupun urbanisasi cepat. Oleh karenanya, forum yang adaptif, responsif, dan kolaboratif menjadi kebutuhan mutlak.
Baca juga: BNPB ingatkan potensi gempa magnitudo 8,0 di NTB.
Sementara Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo mengatakan, BNPB berharap rancangan Perban ini dapat disahkan pada tahun ini. Pangarso mengatakan, Forum PRB sudah banyak diinisiasi di daerah tetapi belum ada standar dan pedoman tetap. Seiring berjalan-nya waktu ini dibutuhkan sehingga perlu adanya peraturan.
Tentunya, ia berharap Perban ini dapat diaplikasikan di daerah.
"Perban yang dihasilkan bisa diakomodasi di tingkat daerah, misalnya terkait dengan anggaran," ujar Pangarso.
Selama uji publik ini, beberapa masukan penting memberikan perspektif baru untuk mengakomodasi kebutuhan dan tantangan ke depannya. Masukan tersebut selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh tim perumus untuk penyempurnaan akhir.
Baca juga: BNPB tetapkan Sumbar sebagai percontohan nasional Satu Data Bencana
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025