BKKBN DIY gaungkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia

1 hour ago 1

Yogyakarta (ANTARA) - Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut menggaungkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang digagas Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN.

"Dalam rangka memperingati Hari Ayah 2025 Kemendukbangga/BKKBN menyelenggarakan kegiatan 'Ngopi' atau Ngobrol Perkara GATI serentak di kantor Perwakilan BKKBN di seluruh provinsi, termasuk di BKKBN DIY," kata Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah, Jumat.

Menurut dia, GATI merupakan salah satu program unggulan dari Kemendukbangga/BKKBN yang digagas Menteri Wihaji.

Kegiatan diikuti para ayah karyawan Perwakilan BKKBN DIY dan mitra kerjanya sebanyak lebih dari 50 orang, sebagian ayah mengajak anaknya ikut serta.

"Anak-anak yang hadir bersama ayahnya berasal dari sejumlah Tempat Penitipan Anak yang menjadi mitra BKKBN DIY dalam program 'Tamasya' atau Taman Asuh Sayang Anak dan terlibat dalam implementasi 'Miayeni' (Model Integrasi Pengasuhan Yogyakarta Responsif Stunting). Bagi para anak disiapkan kegiatan mewarnai gambar ayah dan anak," katanya.

Iqbal mengatakan, GATI menjadi upaya Kemendukbangga/BKKBN untuk meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan anak. Disadari bahwa dalam keluarga, orang tua menjadi pihak yang paling berkepentingan dan bertanggung jawab dalam pengasuhan anak.

"Orang tua adalah ayah dan ibu, jadi keduanya punya tanggung jawab yang sama besar atas pendidikan dan pengasuhan anak mereka," katanya.

Namun, kata dia, pada prakteknya di masyarakat patriarkal, ibu seringkali terpaksa harus mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

"Sementara sang ayah merasa dengan menjadi pencari nafkah maka tugas mengasuh anak adalah tugas istrinya (ibu anaknya)," katanya.

Ia juga mengajak para ayah untuk merenungkan kembali perannya dalam pengasuhan anak.

"Sudahkah kita hadir bagi anak, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara emosional?," kata Iqbal.

Menurut dia, jangan sampai ayah merasa selesai kewajibannya jika telah mampu menyediakan sandang, pangan, dan papan bagi anak-anaknya, namun tidak hadir secara emosional dalam setiap tahap perkembangan anak.

"Anak butuh lebih dari itu dari ayahnya," katanya.

Baca juga: HKN-Hari Ayah ingatkan pentingnya peran ayah bentuk pola hidup sehat

Prof Dody Hartanto dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang menjadi narasumber pada obrolan tentang peningkatan peran ayah dalam pengasuhan memaparkan sejumlah hasil penelitian yang mengaitkan hilang atau memudarnya peran ayah (fenomena fatherless) dengan perilaku dan karakter anak bermasalah.

Isu fatherless memang terdengar belum familiar di Indonesia, namun Dody menyebut sebuah klaim yang menempatkan Indonesia pada peringkat tiga "fatherless country" (klaim oleh theasianparent.com).

"Meski tidak didukung dengan penelitan akademik, klaim ini menjadi peringatan bagi para ayah agar lebih peduli dalam mengasuh anak," katanya.

Dalam kesempatan ini juga dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Perwakilan BKKBN DIY dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Surakarta, Jawa Tengah.

Melalui kerja sama ini BPVP Surakarta akan memberikan pelatihan yang sesuai bagi kelompok lansia dalam kerangka "Sidaya" atau Lansia Berdaya, yang juga merupakan program unggulan Kemendukbangga/BKKBN selain GATI dan "Tamasya".

Baca juga: Ibas: Hari Ayah Nasional momen refleksi nilai-nilai keteladanan

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |