BI: Rupiah menguat sejak awal bulan dipicu dinamika sentimen tarif AS

3 hours ago 1
Secara fundamental (nilai tukar rupiah) kita bagus. Tinggal kondisinya saja (faktor global), kondusif atau tidak

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyampaikan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak awal Maret dipicu oleh dinamika sentimen kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko dan China.

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI R. Triwahyono mengamini bahwa nilai tukar rupiah secara month to date (mtd) menguat. Hal ini juga sejalan dengan penguatan yang terjadi di pasar negara berkembang (emerging market).

“Secara fundamental (nilai tukar rupiah) kita bagus. Tinggal kondisinya saja (faktor global), kondusif atau tidak,” kata Triwahyono atau akrab disapa Tri dalam acara Taklimat Media di Jakarta, Kamis.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI pada Senin (3/3) menguat ke level Rp16.506 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.575 per dolar AS.

Penguatan rupiah berlanjut pada Selasa (4/3) menjadi Rp16.443 per dolar AS, Rabu (5/3) menjadi Rp16.371 per dolar AS, dan Kamis (6/3) menjadi Rp16.315 per dolar AS.

Ketika Trump telah memulai masa pemerintahannya, Tri mengatakan bahwa BI sebelumnya sudah mengantisipasi dampak rambatan kebijakan AS terhadap pasar di Indonesia yang akan terjadi “roller coaster”.

Pada Senin (3/3), BI masih berekspektasi bahwa penerapan tarif AS terhadap Kanada, Meksiko dan China akan benar-benar diimplementasikan pada Maret mendatang. Namun rupanya kembali terjadi dinamika dalam beberapa hari terakhir.

Diketahui pada Senin (3/3) waktu setempat, Trump mengumumkan bahwa tarif impor produk dari Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada Selasa (4/3). Perintah eksekutif terkait tarif 25 persen untuk produk yang diimpor dari Kanada dan Meksiko tersebut sebenarnya sudah ditandatangani pada 1 Februari 2025.

Kemudian, Pemerintah Kanada dan Meksiko berjanji akan meningkatkan upaya mereka mengurangi lalu lintas narkotika di perbatasan, sehingga Trump setuju menangguhkan implementasi tarif tersebut selama sebulan.

Namun, pekan lalu, Trump menyatakan bahwa pihaknya akan tetap melanjutkan pemberlakuan tarif. AS juga memberikan impor barang China sebanyak 10 persen karena karena masih beredarnya fentanil di Negeri Paman Sam.

Dengan tambahan tarif tersebut, maka total tarif yang akan dikenakan ke barang-barang asal China menjadi 20 persen setelah pada awal Februari pemerintahan Trump sudah mengenakan tarif impor 10 persen.

Selanjutnya, China dan Kanada memberikan respons retaliasi terhadap kebijakan tarif AS. Respons retaliasi juga dilakukan Meksiko yang berencana untuk menjatuhkan tarif balasan terhadap produk-produk yang diimpor dari AS.

Tri mengatakan bahwa ketidakpastian global seiring dengan kebijakan-kebijakan pemerintahan Trump inilah yang setidaknya akan dihadapi pasar dalam beberapa tahun ke depan, termasuk sikap AS terhadap Ukraina dan Rusia.

Sementara itu dari sisi domestik, ia menyebutkan bahwa pelemahan rupiah yang sebelumnya terjadi cukup dalam salah satunya turut dipicu oleh rilis Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang memberikan pandangan underweight terhadap pasar saham Indonesia.

Beberapa waktu terakhir, pasar saham domestik mengalami tekanan yang sangat dalam yang disebabkan oleh keluarnya investor asing dari pasar saham Indonesia dan beralih kepada dolar AS sebagai aset safe haven.

“Ketika keluar dan mereka langsung memang back to safe haven, akhirnya mereka membutuhkan dolar. Itu yang mengakibatkan memang tekanan terhadap nilai dolar itu beberapa waktu belakangan ini memang cukup tinggi,” kata Tri.

Namun, belum lama ini juga muncul assessment baru dari J.P. Morgan yang memberikan pandangan dengan menaikkan peringkat saham perbankan sehingga membuat kondisi berbalik.

“Kita lihat bahwa termasuk hari ini (Kamis) pasar saham di Indonesia relatif mengalami rebound yang cukup tinggi dan ini juga terjadi dampaknya kepada rupiah karena memang banyak di-drive oleh perilaku asing di saham,” tutup Tri.

Baca juga: BI: Modal asing keluar bersih capai Rp10,33 triliun pada pekan ini

Baca juga: BI: Modal asing masuk bersih Rp7,58 triliun pada pekan ketiga Februari

Baca juga: BI menjalankan tiga inovasi dukung pelindungan konsumen nasional

Baca juga: BI fokus pada upaya jaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |