Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyampaikan pihaknya terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk memitigasi berbagai risiko yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan.
“Ketahanan sistem keuangan terjaga baik, termasuk pada industri perbankan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Desember 2024, di Jakarta, Rabu.
Perry menyebutkan bahwa likuiditas perbankan tetap memadai. Hal ini tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada November 2024 yang tinggi sebesar 25,57 persen.
Kemudian, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Oktober 2024 tercatat sebesar 27,02 persen. Angka ini, catat Perry, tergolong kuat dalam menyerap risiko dan mendukung pertumbuhan kredit.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan pada Oktober 2024 terjaga rendah yaitu sebesar 2,20 persen (bruto) dan 0,77 persen (neto).
“Ketahanan permodalan dan likuiditas perbankan juga didukung oleh pencapaian profitabilitas dan pengelolaan risiko bank yang baik, serta ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga, sebagaimana hasil stress test perbankan terkini,” kata Perry.
Pertumbuhan kredit atau pembiayaan pada November 2024 juga tetap kuat yakni mencapai 10,79 persen (year-on-year/yoy).
Dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh terjaganya minat penyaluran kredit perbankan, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, besarnya dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK, serta dampak positif KLM BI yang disalurkan kepada sektor-sektor prioritas
Sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga, termasuk pada korporasi yang berorientasi ekspor.
Perry mencatat kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 8,92 persen (yoy), 13,77 persen (yoy), dan 10,94 persen (yoy) pada November 2024.
Pembiayaan syariah tercatat tumbuh sebesar 11,24 persen (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh 4,02 persen (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2024 tetap berada pada kisaran 10-12 persen. Pertumbuhan kredit diproyeksikan meningkat pada 2025 pada kisaran 11-13 persen.
Baca juga: BI paparkan tantangan menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia
Baca juga: KSSK : Kebijakan akan tetap suportif program pemerintahan baru
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024