BI diperkirakan tetap tahan suku bunga 5,75 persen pada RDG Maret

16 hours ago 5
Update Kabar Hot Sore Tepat Non Stop
Koreksi di IHSG terjadi di tengah pasar saham AS yang ditutup positif kemarin dan pasar saham Asia yang cenderung bergerak di zona hijau pada hari ini,

Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-Rate kembali dipertahankan pada level 5,75 persen dalam hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Maret 2025 yang akan diumumkan Rabu (19/3).

“Kami masih memperkirakan bahwa BI akan mempertimbangkan untuk mempertahankan BI-Rate pada RDG Maret 2025 ini. Ketidakpastian global masih cukup tinggi,” kata Josua saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Meski market sudah melihat ruang pemotongan suku bunga AS (Fed Funds Rate/FFR) dari The Fed yang lebih besar karena data-data inflasi AS menunjukkan penurunan, Josua mengatakan bahwa penurunan tersebut belum memasukkan dampak perang dagang yang mulai semakin intens pada Maret.

Tit-for-tat dari perang dagang dapat meningkatkan kembali inflasi AS yang berujung pada ‘high-for-longer’ Fed. Ketidakpastian tersebut tentunya akan dapat memicu capital outflow dan berdampak pada stabilitas rupiah,” kata dia.

Selanjutnya, Josua mengamini bahwa outlook fiskal sedikit memburuk karena realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Februari 2025. Tetapi, imbuh dia, lembaga rating seperti Fitch masih mempertahankan outlook stable untuk Indonesia meski memang catatannya adalah pada manajemen fiskal.

Adapun investor tidak hanya menantikan hasil rapat RDG BI, melainkan juga hasil rapat dewan gubernur bank sentral AS atau Federal Open Market Committee (FOMC) pada 18-19 Maret 2025.

BI dan FOMC diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya pada bulan ini, mempertimbangkan ketidakpastian global yang cukup tinggi terkait dengan kebijakan tarif impor dari pemerintah AS.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa ditutup terkoreksi 3,84 persen atau melemah 250 poin ke level 6.223. Bahkan sebelumnya IHSG sempat turun lebih dari lima persen yang membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt.

Pembekuan sementara perdagangan (trading halt) dilakukan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa siang, IHSG tercatat ditutup melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08.

Sebagian besar sektor tercatat mengalami koreksi tajam seperti saham sektor teknologi terkoreksi sekitar 9,77 persen; saham sektor basic material yang turun 5,99 persen; saham sektor energi juga turun sekitar 3,43 persen dan saham sektor keuangan juga terkoreksi sekitar 1,98 persen.

“Koreksi di IHSG terjadi di tengah pasar saham AS yang ditutup positif kemarin dan pasar saham Asia yang cenderung bergerak di zona hijau pada hari ini,” kata Josua.

Data yang dirilis belum lama ini antara lain penjualan ritel AS pada Februari 2025 tercatat rebound dari -1,2 persen month over month (mom) menjadi 0,2 persen mom, tetapi jauh di bawah perkiraan 0,6 persen mom.

Josua mencatat, data tersebut mencerminkan pemulihan yang lebih lambat dalam permintaan konsumen, sehingga meningkatkan ekspektasi sikap dovish dari Fed selama pertemuan FOMC Maret 2025.

Pada akhir sesi perdagangan Senin (17/3), Indeks Dolar AS turun 0,34 persen menjadi 103,37, dan yield US Treasury Note 10 tahun turun 1 basis point (bps) menjadi 4,30 persen.

Sementara beberapa faktor yang diduga mempengaruhi sentimen negatif di pasar keuangan domestik antara lain OECD yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 dan 2026 menjadi masing-masing 4,9 persen dan 5,0 persen dari sebelumnya 5,2 persen dan 5,1 persen.

Di samping itu harga komoditas batu bara pada Selasa juga terkoreksi hingga 2 persen ke level di bawah 100 dolar AS per ton yang juga mempengaruhi saham-saham energi.

“Selain itu, beberapa perkembangan terkait kebijakan pemerintah ke depannya yang mungkin dinilai investor masih memberikan ketidakpastian sehingga turut memberikan sentimen negatif di pasar keuangan domestik,” kata Josua.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |