Berapa lama harapan hidup pengidap HIV/AIDS?

2 days ago 8

Jakarta (ANTARA) - Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Bila tidak ditangani dengan tepat, HIV dapat berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi hilang sepenuhnya sehingga harapan hidup pengidap semakin pendek.

Proses perkembangan HIV menjadi AIDS umumnya berlangsung dalam kurun waktu 8 hingga 10 tahun. Pada fase AIDS, tubuh sudah tidak mampu melindungi sel dan jaringan sehat sehingga pengidap rentan mengalami infeksi oportunistik yang berakibat fatal. Tanpa pengobatan, penderita AIDS biasanya hanya mampu bertahan hidup sekitar 1 hingga 3 tahun.

Menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah, dikutip dari laman Alodokter, prognosis (kemungkinan sembuh atau panjang usia) pengidap HIV sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kualitas penanganan yang diberikan. Evaluasi tersebut memerlukan pemeriksaan penunjang, seperti tes laboratorium, khususnya pemeriksaan kadar CD4.

Pengidap HIV dengan kadar CD4 normal (lebih dari 500 sel/mm³) dan menjalani terapi antiretroviral (ART) secara optimal dapat memiliki harapan hidup yang sangat baik, bahkan nyaris setara dengan orang tanpa HIV. Sebaliknya, penderita yang sudah memasuki tahap AIDS tanpa penanganan medis sering kali hanya dapat bertahan hidup kurang dari dua tahun sejak infeksi oportunistik pertama muncul.

Baca juga: Dinkes Kaimana temukan 29 kasus baru HIV/AIDS pada 2025

Faktor yang memengaruhi harapan hidup

Mengutip laman viivhealthcare, harapan hidup pengidap HIV tidak bisa disamaratakan karena dipengaruhi banyak faktor, antara lain:

  • Akses terhadap pengobatan: Terapi antiretroviral (ART) yang efektif serta layanan kesehatan berkualitas sangat menentukan panjang usia.
  • Kepatuhan minum obat: Mengonsumsi obat HIV sesuai resep membantu menjaga kondisi tubuh dan mencegah resistensi obat.
  • Kadar CD4 dan viral load: Tingginya jumlah CD4 serta status viral load yang tidak terdeteksi berhubungan langsung dengan meningkatnya harapan hidup.
  • Penyakit penyerta: Penyakit lain seperti jantung, diabetes, kanker, atau infeksi hepatitis dapat memperpendek usia harapan hidup.
  • Gaya hidup: Konsumsi alkohol, penggunaan narkoba, serta faktor sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, hingga kesehatan mental turut memengaruhi kondisi pengidap.

Harapan hidup semakin panjang dengan perawatan optimal

Seiring perkembangan ilmu kedokteran, kualitas hidup pengidap HIV semakin meningkat. Di Amerika Serikat, lebih dari separuh dari 1,1 juta orang dengan HIV pada 2022 berusia di atas 50 tahun. Kondisi serupa juga terlihat di Inggris, di mana hampir setengah dari pasien HIV yang menjalani perawatan pada 2021 juga berusia lebih dari 50 tahun, meningkat signifikan dibandingkan hanya satu dari lima pasien pada 2007.

Kemajuan ini menunjukkan bahwa dengan diagnosis dini, terapi ART yang tepat, serta perawatan kesehatan menyeluruh, pengidap HIV dapat hidup panjang hingga usia lanjut.

PBB melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) juga mendorong upaya global dalam meningkatkan akses layanan kesehatan, mengurangi stigma, serta mengakhiri epidemi HIV/AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada 2030.

Baca juga: Pemkab Aceh Barat obati 17 warga terinfeksi HIV/AIDS

Baca juga: AS beli dua juta dosis obat HIV untuk negara berkembang

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |